Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perantau dari Pelosok Riau ke Jakarta: Banyak yang Bilang, Hidup di Jakarta Itu Keras

Kompas.com - 01/10/2023, 23:10 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ragam cerita datang dari para pejuang nafkah saat menjajakkan kaki pertama kali di Jakarta, kota metropolitan ini. Termasuk kisah Anita Silvia (25), yang merupakan kakak sekaligus tulang punggung bagi kedua adiknya, setelah ditinggal sang ibu dan ayah beberapa bulan lalu.

Anita tiba di Jakarta pada 16 Mei 2022. Ia datang dari sebuah desa kecil di pelosok Riau bernama Pinang Sebatang, Kabupaten Siak. Bukan hal mudah bagi Anita untuk bekerja di Ibukota.

"Menurutku Jakarta punya ceritanya tersendiri dalam perjalanan hidupku. Apalagi buat aku yang pertama kali merantau jauh dari keluarga," ujar wanita yang bekerja sebagai Call Center di perusahaan multimedia itu, kepada Kompas.com di kawasan Blok M, Jakarta Selatan pada Minggu (1/10/2023).

Baca juga: Tak Takut Jualan di Gang Mayong, Miswadi: Jakarta Keras, Sehari Enggak Kerja, Enggak Makan

Tak jarang, Anita juga mendengar keraguan dari orang-orang terdekat tentang sulitnya bertahan hidup di Jakarta.

"Dulunya aku sering dengar orang-orang bilang kalau hidup di Jakarta itu keras dan sering kali juga orang-orang terdekatku menganggap aku enggak bakalan sanggup ngejalani hidup tanpa orangtua apalagi di kota yang katanya keras dalam menjalani kehidupan ini," tutur dia.

Namun demikian, ia justru menilai, Jakarta yang tinggali sejak 17 bulan lalu, tidaklah sekeras itu.

"Ternyata bagiku Jakarta enggak sekeras yang ada dalam pikiranku dulu. Jakarta mengajarkanku lebih tangguh dan mandiri menjalani hidup," ujar dia.

Adapun salah satu tantangan terbesar saat mencari nafkah di kota ini, selain jauh dari keluarga ialah Anita harus belajar memahami rute-rute transportasi umum.

Sebab, di daerah asalnya, keberadaan transportasi umum bisa dikatakan tidak ada. Seluruh masyarakat mengandalkan kendaraan pribadi untuk mobilitas harian di Desa Pinang Sebatang.

"Menurutku tidak susah hidup di sini. Hanya saja aku butuh menyesuaikan dalam hal transportasi karena memang selama ini kalau mau pergi-pergi enggak pernah pakai transportasi umum," katanya.

Baca juga: Merasakan Kerja di Ibu Kota, Siti Fauziah: Jakarta Keras

"Dan di Jakarta aku harus terbiasa menggunakan transportasi umum. Aku ingat yang pertama kali ngajarin aku naik Transjakarta itu dua sahabatku yang duluan bekerja di sini," ucap Anita seraya tersenyum kecil.

Saat ditanya, hal apa yang paling membuatnya kaget ketika memulai lembaran baru di ibukota, Anita menjawab cukup tercengang ketika melihat orang berdesak-desakan memasuki gerbong kereta di stasiun.

"Kalau aku pribadi culture shock yang benar-benar aku rasakan ya ngelihat orang yang pagi-pagi udah desak-desakan naik kereta buat pergi kerja. Kayak pertama kali ngelihat langsung bilang dalam diri sendiri 'buset dah gini amat buat menjemput rezeki mesti desak-desakan dalam kereta, enggak kenal usia udah kayak lautan manusia aja'," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asa Pemulung yang Tinggal di Kolong Jembatan, Berharap Uluran Tangan Pemerintah

Asa Pemulung yang Tinggal di Kolong Jembatan, Berharap Uluran Tangan Pemerintah

Megapolitan
Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Megapolitan
'Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini...'

"Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini..."

Megapolitan
Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Megapolitan
Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Megapolitan
Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Megapolitan
Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Megapolitan
Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Megapolitan
OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai 'Airsoft Gun'

OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai "Airsoft Gun"

Megapolitan
Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Megapolitan
Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Megapolitan
Anies Baswedan: Lebih Penting 'Ngomongin' Kampung Bayam...

Anies Baswedan: Lebih Penting "Ngomongin" Kampung Bayam...

Megapolitan
Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Megapolitan
Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com