Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlukah Pengiring Mobil Jenazah Mendapatkan Keistimewaan di Jalan?

Kompas.com - 06/10/2023, 10:20 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat dibikin "gemas" dengan kelakukan pengiring kendaraan pembawa jenazah yang kerap ugal-ugalan di jalan menuju pemakaman.

Terlebih, ada dua kasus yang melibatkan rombongan pegiring jenazah baru-baru ini viral di media sosial, salah satunya pemukulan terhadap sopir truk trailer di Cilincing, Jakarta Utara.

Kemudian, ada juga tiga mobil mewah yang melawan arah di Tol Depok-Antasari (Desari). Kedua kasus itu punya motif sama, yaitu sedang mengantarkan jenazah keluarga yang meninggal dunia.

Baca juga: Lu Pengantar Jenazah, Lu Punya Kuasa!

Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, mengaku kerap melihat kelakuan kendaraan pengiring jenazah yang ugal-ugalan di jalan yang berpotensi membahayakan orang lain.

Namun, kata dia, perilaku ugal-ugalan "pengawal" mobil jenazah sebetulnya merupakan bentuk pelanggaran hukum. Termasuk ketika mereka secara sepihak, tanpa hak, melakukan penutupan jalan dan sejenisnya.

"Padahal, solidaritas tidak harus diekspresikan dengan cara yang kelewat batas apalagi sampai melanggar hukum," ucap Reza kepada Kompas.com, dikutip Jumat (6/10/2023).

Reza memahami betul bahwa pengiring jenazah itu tengah dirundung duka atas kematian salah satu kerabatnya. Hal itu yang mungkin membuat mereka berharap mendapat privilese di jalan raya.

Baca juga: Kelakuan Kendaraan Pengiring Jenazah Dinilai Sering Membahayakan Orang Lain, Pengamat: Terkesan Overacting

Tapi, kata Reza, yang memiliki kepentingan mendesak tak hanya pengantar jenazah. Bisa saja ada dokter yang berharap bisa segera sampai di rumah sakit untuk membantu persalinan pasien.

Mungkin pula ada seorang ayah yang harus segera menjemput anaknya yang dirundung teman-temannya. Bisa jadi ada tim evakuasi yang berburu dengan waktu karena ada kobra berkeliaran di komplek perumahan.

"Artinya, semua pihak diasumsikan punya kepentingan. Jadi, para pengawal mobil jenazah harus bertenggangrasa ke semua pengguna jalan, bukan hanya ke jenazah yang mereka kawal," kata Reza.

Kejengkelan itu juga diungkap seorang karyawati bernama Klara (31). Ia merasa tak nyaman setiap kali rombongan pengiring jenazah menerabas jalan sesuka hatinya.

Baca juga: Permintaan Maaf 3 Pengemudi Mobil Lawan Arah di Tol Desari, Mengaku Panik Ketinggalan Ambulans Jenazah Keluarga

"Bahkan pakai kaki agak menendang-nendang (kendaraan lain) begitu, lho. Selain ngeselin, kan membahayakan juga," kata Klara kepada Kompas.com, Kamis (5/10/2023).

Menurut Klara, pengantar jenazah sebetulnya tidak dalam keadaan terdesak sebagaimana sedang membawa pasien sakit dalam mobil atau ambulans. Kondisi seperti itu, kata dia, baru bisa dimaklumi.

"Galaknya itu lho yang menyebalkan. Mereka kan klakson-klakson. Teriak-teriak, dan enggak jarang mengumpat juga kalau kita enggak menurut," ucap dia.

Viral di media sosial

Adapun kasus pengiring jenazah yang bikin onar ini beberapa kali viral di media sosial. Salah satu kasusnya terjadi di Cilincing, Jakarta Utara pada Selasa (3/10/2023).

Baca juga: Saat Rombongan Pengantar Jenazah Lolos dari Jerat Hukum Usai Pukuli Sopir Truk

Halaman:


Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com