JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat dibikin "gemas" dengan kelakukan pengiring kendaraan pembawa jenazah yang kerap ugal-ugalan di jalan menuju pemakaman.
Terlebih, ada dua kasus yang melibatkan rombongan pegiring jenazah baru-baru ini viral di media sosial, salah satunya pemukulan terhadap sopir truk trailer di Cilincing, Jakarta Utara.
Kemudian, ada juga tiga mobil mewah yang melawan arah di Tol Depok-Antasari (Desari). Kedua kasus itu punya motif sama, yaitu sedang mengantarkan jenazah keluarga yang meninggal dunia.
Baca juga: Lu Pengantar Jenazah, Lu Punya Kuasa!
Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, mengaku kerap melihat kelakuan kendaraan pengiring jenazah yang ugal-ugalan di jalan yang berpotensi membahayakan orang lain.
Namun, kata dia, perilaku ugal-ugalan "pengawal" mobil jenazah sebetulnya merupakan bentuk pelanggaran hukum. Termasuk ketika mereka secara sepihak, tanpa hak, melakukan penutupan jalan dan sejenisnya.
"Padahal, solidaritas tidak harus diekspresikan dengan cara yang kelewat batas apalagi sampai melanggar hukum," ucap Reza kepada Kompas.com, dikutip Jumat (6/10/2023).
Reza memahami betul bahwa pengiring jenazah itu tengah dirundung duka atas kematian salah satu kerabatnya. Hal itu yang mungkin membuat mereka berharap mendapat privilese di jalan raya.
Tapi, kata Reza, yang memiliki kepentingan mendesak tak hanya pengantar jenazah. Bisa saja ada dokter yang berharap bisa segera sampai di rumah sakit untuk membantu persalinan pasien.
Mungkin pula ada seorang ayah yang harus segera menjemput anaknya yang dirundung teman-temannya. Bisa jadi ada tim evakuasi yang berburu dengan waktu karena ada kobra berkeliaran di komplek perumahan.
"Artinya, semua pihak diasumsikan punya kepentingan. Jadi, para pengawal mobil jenazah harus bertenggangrasa ke semua pengguna jalan, bukan hanya ke jenazah yang mereka kawal," kata Reza.
Kejengkelan itu juga diungkap seorang karyawati bernama Klara (31). Ia merasa tak nyaman setiap kali rombongan pengiring jenazah menerabas jalan sesuka hatinya.
"Bahkan pakai kaki agak menendang-nendang (kendaraan lain) begitu, lho. Selain ngeselin, kan membahayakan juga," kata Klara kepada Kompas.com, Kamis (5/10/2023).
Menurut Klara, pengantar jenazah sebetulnya tidak dalam keadaan terdesak sebagaimana sedang membawa pasien sakit dalam mobil atau ambulans. Kondisi seperti itu, kata dia, baru bisa dimaklumi.
"Galaknya itu lho yang menyebalkan. Mereka kan klakson-klakson. Teriak-teriak, dan enggak jarang mengumpat juga kalau kita enggak menurut," ucap dia.
Adapun kasus pengiring jenazah yang bikin onar ini beberapa kali viral di media sosial. Salah satu kasusnya terjadi di Cilincing, Jakarta Utara pada Selasa (3/10/2023).
Baca juga: Saat Rombongan Pengantar Jenazah Lolos dari Jerat Hukum Usai Pukuli Sopir Truk