JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkah kendaraan pengiring mobil jenazah yang ugal-ugalan dan melanggar aturan lalu lintas membuat publik "gerah".
Terlebih, ada dua kasus yang melibatkan rombongan pegiring jenazah baru-baru ini viral di media sosial, salah satunya pemukulan terhadap sopir truk trailer di Cilincing, Jakarta Utara.
Kemudian, ada juga tiga mobil mewah yang melawan arah di Tol Depok-Antasari (Desari). Kedua kasus itu punya motif sama, yaitu sedang mengantarkan jenazah keluarga yang meninggal dunia.
Pengalaman tidak menyenangkan terhadap pengiring jenazah ini rupanya juga pernah dirasakan oleh seorang karyawati swasta bernama Klara (31).
Ia merasa tak nyaman setiap kali rombongan pengiring jenazah menerabas jalan sesuka hatinya. Terkadang, kata dia, iring-iringan mereka suka mengambil jalur yang berlawanan.
"Bahkan pakai kaki agak menendang-nendang (kendaraan lain) begitu, lho. Selain ngeselin, kan membahayakan juga," kata Klara kepada Kompas.com, Kamis (5/10/2023).
Menurut Klara, mereka merasa sedang dalam posisi yang harus dimengerti dan tidak mau iring-iringannya tertinggal. Ia menduga itu yang membuat romobongan pengantar jenazah jadi "galak".
"Jadi, kalau ada apa-apa pasti mereka yang galak. (Mereka) lebih merasa paling berhak atas jalanannya menurutku. Semacam, 'lu pengantar jenazah, lu punya kuasa' begitu," tutur Klara.
Kasus serupa juga dirasakan Adit (32). Ia beberapa kali juga menjumpai iring-iringan mobil jenazah yang seenaknya memukul kendaraan lain hanya karena tak ingin jalannya terganggu.
"Dia berani galak begitu karena beramai-ramai, ada massa. Padahal, yang mendapat privilege di jalan itu seharusnya ambulansnya, bukan kendaraan yang mengantar," ucap Adit.
Kepala seorang trainer bernama Rahmat (30) juga pernah jadi sasaran pukul oleh salah satu dari pengantar jenazah itu pakai kayu bendera kuning yang mereka bawa ke pemakaman.
"Sampai kena sabet. Untung waktu itu pakai helm," ucap dia.
Rahmat memandang, seharusnya rombongan itu saling berkoordinasi dan diberi pemahaman bahawa di jalan ada banyak pengguna dengan segala kepentingannya.
"Tidak perlu anarkistis, pakai helm, dan bawa surat-surat. Jangan seenak 'garuk udel'," kata dia.
Baca juga: Saat Rombongan Pengantar Jenazah Lolos dari Jerat Hukum Usai Pukuli Sopir Truk
Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, mengaku kerap melihat kelakuan kendaraan pengiring jenazah yang ugal-ugalan di jalan yang berpotensi membahayakan orang lain.