Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunitas Transportasi Sindir F-Nasdem DPRD DKI Tak Bisa Bedakan LRT Jakarta dan Jabodebek

Kompas.com - 10/10/2023, 13:32 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ) Adrianus Satrio Adi Nugroho menyindir Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta yang tak dapat membedakan LRT Jakarta dan LRT Jabodebek.

Sindiran itu diungkapkan melalui akun media sosial  X atau Twitter @adrianussatrio, Selasa (10/10/2023). Adrianus sudah mengizinkan twitnya dikutip.

"Kemarin miris liat pandangan umum salah satu Fraksi DPRD DKI. Bilang tarif LRT yang sekarang Rp5 ribu jadi Rp20 ribu. Miris sih selevel Fraksi DPRD nggak paham LRT Jakarta dan LRT Jabodebek, staff ahlinya ngelindur?" kata Adrianus.

Baca juga: Heru Budi Bakal Minta Jokowi Groundbreaking Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai

Adrianus pun menjelaskan, LRT Jakarta merupakan transportasi publik yang dibangun menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Pemprov DKI.

LRT Jakarta dikelola oleh PT LRT Jakarta, anak usaha BUMD DKI PT Jakarta Propertindo.

Sementara itu, LRT Jabodebek dibangun oleh pemerintah pusat.

"LRT Jakarta tarifnya Rp5.000 flat dan ketika Anda jadi anggota dewan di DKI mustinya paham mana LRT Jakarta (pakai APBD DKI) dan LRT Jabodebek (pakai subsidi pusat)," kata Adrianus melalui cuitan lainnya.

Kompas.com telah menghubungi Fraksi Nasdem DPRD DKI untuk meminta tanggapan soal hal ini, tetapi belum mendapatkan respons.

Baca juga: LRT Jabodebek Berlakukan Tarif Normal, Penumpang: Sepadan dengan Layanan dan Fasilitas

Sebelumnya, Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta menyoroti besarnya tarif LRT yang mencapai Rp 20.000 untuk sekali perjalanan.

Hal itu diungkapkan oleh anggota Fraksi Nasdem Jupiter saat membacakan pandangan umum fraksi terhadap raperda tentang APBD DKI Jakarta 2024 di Gedung DPRD DKI, Senin (9/10/2023).

"Dalam hal belanja daerah yang digunakan untuk anggaran prioritas yaitu penanganan kemacetan, Fraksi Nasdem memandang perlunya evaluasi dari harga tarif LRT yang saat ini adalah Rp 5.000 pada 1 km pertama dan akan lanjut penambahan tarif sebesar Rp 700 per km dan dengan angka tarif maksimum sebesar Rp 20.000," ucap Jupiter.

Menurut Jupiter, tingginya tarif LRT akan membuat masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan transportasi publik.

"Yang lebih parah lagi akan terjadi penumpukan pada satu moda transportasi umum yang akan menimbulkan penumpukan penumpang," ucap Jupiter.

Baca juga: LRT Jabodebek yang Berkali-kali Gangguan Selama Sebulan Beroperasi

Namun, pernyataan Fraksi Nasdem itu salah sasaran. Sebab, besaran tarif yang dimaksud Jupiter merupakan tarif LRT Jabodebek yang dikelola pemerintah pusat, bukan menggunakan anggaran belanja daerah atau APBD DKI.

Untuk diketahui, tarif minimal LRT Jabodebek yakni Rp 3.000 dan maksimal sebesar Rp 20.000.

Sementara itu, tarif LRT Jakarta yakni Rp 5.000 untuk satu kali perjalanan, dan berlaku sama untuk jarak dekat maupun lebih jauh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com