JAKARTA, KOMPAS.com - Konsulat Palestina untuk Indonesia, yakni Ahmad Metani, berharap Indonesia mau menggunakan posisi politiknya untuk mendesak negara-negara lain atas tindakan Israel.
Metani mengatakan, posisi Indonesia bisa digunakan untuk mempengaruhi negara-negara lain.
"Saat ini kami membutuhkan Indonesia untuk berperan dalam politik untuk mendukung Palestina, dan juga mengajak dan mempengaruhi negara-negara lain, untuk sama-sama mengecam dan menekan Israel untuk berhenti dan menyerang Palestina," kata Metani di Kantor Dubes Palestina, Jakarta Pusat, Rabu (18/10/2023).
Pengaruh Indonesia itu, kata Metani, sangat dibutuhkan. Terlebih, Indonesia sudah lama mendukung keberadaan Palestina dan bahkan ikut masuk dalam ranah organisasi internasional yakni PBB, OKI, dan juga ASEAN.
Baca juga: Masih Bertambah, Konsulat Palestina Belum Tahu Angka Pasti Korban Jiwa Serangan RS di Gaza
"Butuh berapa banyak serangan lagi untuk Israel agar masyarakat dunia dapat bersuara dan menekan Israel? Karena tindakan Israel selama ini selalu di luar hukum dan mereka selalu bebas dari hukum," jelas Metani.
"Presiden kami, Mahmoud Abbas, telah menyuarakan kepada komunitas internasional bahwa kami menginginkan semua diselesaikan secara damai, tetapi masyarakat internasional tampaknya hanya diam saja dan selain itu, Israel juga tampaknya tidak ingin berdamai dengan kami," ucap dia.
Diberitakan sebelumnya, di tengah perang Hamas-Israel, sebuah RS di Gaza terkena serangan pada Selasa (17/10/2023).
Otoritas Gaza mengatakan, serangan tersebut berasal dari Israel. Namun, selang beberapa saat, Israel mengatakan, sebuah roket Palestina telah menyebabkan ledakan tersebut.
Baca juga: Komunitas Warga Palestina Kecam Serangan Rumah Sakit di Gaza Tewaskan Ratusan Orang
Jumlah korban tewas dalam serangan di RS Gaza tersebut adalah yang tertinggi dari semua insiden di Gaza yang pernah dilaporkan setelah perang Hamas-Israel pecah pada 7 Oktober lalu.
Sebagaimana dikutip Reuters, Menteri Kesehatan di pemerintahan Gaza yang dikelola Hamas, Mai Alkaila, menuduh Israel melakukan "pembantaian" di RS Al-Ahli al-Arabi.
Serangan tersebut menewaskan ratusan orang dan terjadi selama kampanye pengeboman Israel selama 11 hari di Gaza.
Seorang kepala pertahanan sipil Gaza bahkan mengatakan, 300 orang tewas dan seorang pejabat Kementerian Kesehatan mengatakan 500 orang tewas.
Hamas mengatakan bahwa ledakan tersebut sebagian besar menewaskan para pengungsi.
Seorang juru bicara Militer Israel mengatakan, analisis oleh sistem operasionalnya menunjukkan "rentetan roket musuh" yang ditujukan ke Israel melewati rumah sakit pada saat serangan terjadi dan menyalahkan kelompok Jihad Islam Palestina.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa bukan Militer Israel yang telah menyerang rumah sakit Gaza.
Jihad Islam Palestina sendiri telah membantah bahwa roket-roketnya terlibat dalam ledakan di rumah sakit tersebut, dan mengatakan bahwa mereka tidak memiliki aktivitas di dalam atau di sekitar Kota Gaza saat itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.