Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Order Semakin Sepi, Cipto: Pekerjaan "Driver" Ojol Sudah Tidak Menjanjikan

Kompas.com - 26/10/2023, 14:21 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pengemudi ojek online (ojol) bernama Cipto Yuda (47) berpendapat bahwa pekerjaan yang digelutinya saat ini tak lagi menjanjikan.

Pendapat itu ia sampaikan lantaran pendapatannya terus menurun akibat sepinya order.

“Sudah enggak menjanjikan (pekerjaan pengemudi ojol). Dulu mah dapatkan Rp 500.000 sehari, merem. Karena saking banyaknya orderan dan bonus-bonus. Sekarang buat dapat bonus saja sulit, orderannya saja enggak ada,” ungkap Cipto saat berbincang dengan Kompas.com di Jalan Metro Kencana Raya, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (25/10/2023).

Baca juga: Rela Lepas Pekerjaan pada 2018, Driver Ojol: Sekarang Malah Nyungsep

Tak ingin dianggap omong kosong, Cipto menunjukkan hasil pekerjaannya sebagai pengemudi ojol selama dua pekan terakhir.

Dalam kurun waktu tersebut, order paling banyak yang berhasil ia dapatkan dalam sehari berjumlah tujuh, yakni pada 13 Oktober 2023 dengan pendapatan kotor Rp 138.400.

Masih dalam kurun waktu dua pekan terakhir, rata-rata Cipto mendapatkan tiga sampai lima order dalam satu hari. Namun, ada beberapa hari dia hanya menyelesaikan satu order.

"(Sekarang untuk 10 orderan dalam 1 hari) susah banget. Nih kalau pengin lihat. Paling mentok tujuh atau delapan orderan," ujar Cipto sambil menggaruk kepala dan tertawa.

Sejak menjadi pengemudi ojol dari 2018, Cipto merasa sepinya order saat ini adalah yang terparah.

Baca juga: Curhat Driver Ojol, Sepi Orderan karena Tersaingi Angkot JakLingko Gratis

Menurut dia, salah satu faktor yang menyebabkan ordernya menurun adalah karena kehadiran angkot JakLingko gratis.

"Ya regulasi pemerintahannya, regulasi sekarang, ya kita saingan satu, JakLingko. Oke JakLingko gratis, sedangkan masyarakat yang mampu juga pakai JakLingko. Mereka kan enggak bayar. Untuk jarak-jarak dekat, sudah pasti hilang," ungkap Cipto.

Cipto menambahkan, penyebab lain turunnya order karena daya saing sesama rekan seprofesinya dari perusahaan lain.

"Berat. Sekarang, kayak Maxim, In Driver, harganya kan di bawah, lebih murah. Mereka (pengguna ojek online) cenderung lari ke situ," ujar Cipto.

Baca juga: Cerita Cipto Dulu Rela Resign demi Jadi Ojol, Kini Pendapatan Nyungsep

"Cuma, sekarang daya belinya sudah pada turun kalau saya lihat. Karena karyawan juga banyak yang jadi driver online juga, sambi," tutur Cipto.

(Tim Redaksi: Baharudin Al Farisi, Ihsanuddin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

Megapolitan
Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Megapolitan
Tabrak Separator 'Busway' di Buncit, Pengemudi: Ngantuk Habis Antar Katering ke MK

Tabrak Separator "Busway" di Buncit, Pengemudi: Ngantuk Habis Antar Katering ke MK

Megapolitan
Pemkot Depok Janji Usut Tuntas Insiden Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

Pemkot Depok Janji Usut Tuntas Insiden Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

Megapolitan
Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Megapolitan
Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Megapolitan
Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Megapolitan
Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Megapolitan
Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator 'Busway'

Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator "Busway"

Megapolitan
Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Megapolitan
Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Megapolitan
Dari Lima Orang, Hanya Dharma Pongrekun yang Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen

Dari Lima Orang, Hanya Dharma Pongrekun yang Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh Pakai Golok di Warungnya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh Pakai Golok di Warungnya

Megapolitan
KPU DKI: Poempida Hidayatullah Sempat Minta Akses Silon Cagub Independen

KPU DKI: Poempida Hidayatullah Sempat Minta Akses Silon Cagub Independen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com