Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Murid Minta Pemkot Depok Normalisasi dan Renovasi SDN Pondok Cina 1

Kompas.com - 01/11/2023, 16:20 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Orangtua murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pondok Cina 1 meminta Pemerintah Kota Depok untuk menormalisasi aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut, sekaligus merenovasi gedungnya.

Harapan ini diutarakan sejumlah perwakilan orangtua melalui surat permohonan yang mereka sampaikan saat mendatangi Kantor Wali Kota Depok, Rabu (1/11/2023).

"(Isi) surat permohonan untuk dinormalisasi secepatnya, supaya pemerintah merespons secara cepat, supaya masalah tidak berlarut-larut, kasihan anak-anak sudah mau masuk ke masa ujian semester awal. Juga direnovasi kalau bisa," kata salah satu orangtua murid bernama Hendro (41) saat ditemui di halaman kantor Wali Kota Depok, Rabu.

Menurut mereka, kondisi saat ini tidak efektif untuk keberlangsungan pembelajaran lantaran murid SDN Pondok Cina 1 masih terbagi di dua gedung sekolah berbeda. Padahal kondisi kedua gedung ini tidak bisa dikatakan kondusif.

Baca juga: Orangtua Murid SDN Pondok Cina 1 Datangi Balai Kota Depok, Minta Aktivitas Sekolah Kembali Normal

"Jumlah siswa SDN Pondok Cina 1 itu masih di atas 150 tapi kurang dari 180 siswa untuk kelas 1-6. Tapi kelas satu kita itu ada di SDN Pondok Cina 5," terang dia.

Saat ini, gedung SDN Pondok Cina 5 yang terdiri dari 12 ruang kelas, hanya mampu menampung sebagian siswa SDN Pondok Cina 1.

Sedangkan SDN Pondok Cina 1 akan direlokasi sepenuhnya.

Karena itu, apabila seluruh murid SDN 1 Pondok Cina dialihkan ke SDN Pondok Cina 5, maka 12 ruang kelas yang tersedia tidak akan mampu menampungnya.

"Karena dibangunnya Pocin 5 itu cuma 12 ruang kelas, tapi kalau kita pindah ke sana dan digabungkan dengan Pocin 5 itu jadi 18 rombel (rombongan belajar), ya jadi masih kurang," ujar Hendro.

Baca juga: Pembangunan Masjid di Lahan SDN Pondok Cina 1 Dibatalkan, Wali Kota Depok: Dananya Sudah Dicabut

Jadi, daripada memaksakan ruang kelas yang tidak memadai di gedung Pondok Cina 5, orangtua murid berpendapat mengapa tidak mempertahankan SDN Pondok Cina 1 dan merenovasinya.

Toh, kata mereka, rencana pembangunan masjid yang direncanakan sebelumnya di tahan SDN Pondok Cina 1 tidak jadi dilaksanakan.

"Dari kita, pertahankan saja dulu. Lah itu gedung Pocin 5 sudah dibangun bukan kita tidak terima loh. Tapi tidak solutif, percuma kita pindah, numpuk 18 rombel menempati 12 ruang kelas. Ini yang jadi masalah, tidak solutif," kata Hendro.

Selain berbagai alasan tersebut, SDN Pondok Cina 1 juga disebut memiliki nilai bersejarah karena menjadi salah satu sekolah tertua di Depok.

"Kalau bisa dipertahankan, itu sekolah penuh nilai sejarah, budaya, tertua di Depok, apa salahnya dipertahankan?," ucap Hendro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com