KABUPATEN BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Bekasi membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di 2.254 sekolah yang ada di Kabupaten Bekasi.
Penjabat (Pj) Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan, TPPK dibentuk sebagai upaya mencegah terjadinya perundungan anak di dunia pendidikan.
"Kami kumpulkan semua TPPK ini sehingga mereka memahami tentang apa saja batas-batas yang termasuk perundungan dan bagaimana cara untuk melapor," kata Dani dalam siaran pers, Kamis (9/11/2023).
Baca juga: Polisi Minta Siswi SMP di Depok yang Di-Bully Temannya Melapor
Tugas TPPK akan dilakukan secara optimal dengan menyiapkan kanal-kanal pengaduan.
Kanal itu yakni loket pengaduan atau nomor yang bisa dihubungi, agar lebih mempermudah laporan mengenai perundungan anak.
"Setelah laporan diperiksa dan diklarifikasi, jika ditemukan pelakunya, bisa dikenakan sanksi berupa teguran lisan maupun tulisan atau sanksi-sanksi yang sifatnya mendidik," ungkap dia.
Sebagai informasi, aksi perundungan terhadap sesama siswa sekolah belum lama ini terjadi kepada F (12).
Perundungan terhadap F terjadi pada Februari 2023. Saat itu, F masih bersekolah SD Negeri 09 Jatimulya. Kaki F di-sliding temannya.
Tiga hari setelahnya, F mengeluh sakit di bagian kakinya. Karena tak kunjung sembuh meski sudah berobat ke klinik dan diberi pereda nyeri, F akhirnya menjalani rontgen dan MRI.
Baca juga: Buntut Kasus Siswa SD Di-sliding Teman di Bekasi, Polisi Imbau Sekolah Gelorakan Anti Bullying
"Di-rontgen dan dirujuk ke MRI, didignosis ada infeksi dalam, itu pada akhir Maret. Kami berusaha obati dulu," imbuh ibunda dari F, Diana.
Berbagai upaya pengobatan medis dilakukan tapi tidak kunjung membuahkan hasil, kondisi F kian memburuk. Puncaknya pada Agustus 2023, F didiagnosis kanker tulang di bagian kaki.
Ia menjalani operasi pada Oktober 2023. Diana mengatakan, dari keterangan dokter, benturan atau cedera bisa menjadi pemicunya.
"Informasi dari dokter, benturan dan cedera yang dialami F memicu aktif munculnya kanker tulang dan sekarang sudah menyebar dan terjadi pendarahan, jadi harus diamputasi," imbuh Diana.
F lalu dibawa ke RS Pusat Kanker Dharmais untuk dirawat. Pihak Dharmais kemudian menyatakan, kanker yang terjadi kepada F semata-mata bukan karena di-sliding temannya.
Baca juga: Penjelasan Dokter soal Kaki Siswa SD Diamputasi Usai Di-sliding: Benturan Tak Sebabkan Kanker Tulang
Dokter Spesialis Ortopedi Rumah Sakit Kanker Dharmais, dr. Melitta Setyarani, Sp.OT memastikan, kanker yang dialami F bukan karena aksi perundungan itu.