JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Bungur A Z Rachman berpendapat bahwa persoalan stunting adalah tanggung jawab masyarakat.
“Masalah stunting ini kan bukan hanya tanggung jawab kami. Bukan (hanya) kelurahan dan puskesmas, tapi seluruh masyarakat yang ada di wilayahnya,” kata Rachman saat diwawancarai di kantornya, Rabu (22/11/2023).
“(Semua) kan juga punya tanggung jawab sama status kesehatan orang,” sambung dia.
Baca juga: Ada 41 Anak Stunting di Bungur, Puskesmas Lakukan Pemeriksaan secara Menyeluruh
Terkait metode pemberian makanan tambahan (PMT) “Power of 2.000-Stunting” (PODs), Rachman tak berkeberatan jika ada kelurahan lain yang ingin menggunakan metode serupa.
Namun, ia berpesan agar tetap melihat kebutuhan masyarakat.
“Kalau memang kelurahan lain mau seperti kami, ya balik lagi masyarakatnya seperti apa,” ujar Rachman.
“Kalau di kawasan tertentu tidak bisa pakai cara ini (PODs) juga bisa dengan cara alternatif lainnya,” imbuh dia.
Untuk diketahui, Kelurahan Bungur membuat program pemberian makanan tambahan (PMT) bertajuk “Power of Rp 2.000-Stunting” atau PODs.
Baca juga: Power of 2000, Uang Kucel Bersatu Bantu Pertumbuhan Puluhan Anak Stunting di Bungur
Berkait penerapan metode ini, Rachman mengajak jajaran Karang Taruna, TP PKK, RT/RW, ASN, dan tiga pilar urunan sebesar Rp 2.000 per hari untuk anggaran membuat PMT.
Program yang diagendakan berjalan selama 60 hari itu telah berlangsung selama 56 hari, terhitung Kamis (23/11/2023).
Adapun, program PODs bertujuan untuk mengatasi 41 kasus stunting di wilayah Kelurahan Bungur.
Hasil evaluasi bulan pertama, PODs terbukti efektif mendorong tumbuh kembang anak stunting hingga 80 persen.