JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Gizi Puskesmas Kelurahan Bungur Ririn Syafrini mengimbau agar orangtua membatasi pemberian kudapan ringan pada anak untuk mencegah gizi buruk atau stunting.
Kudapan ringan yang dimaksud ialah ciki-cikian, camilan manis seperti wafer dan coklat, serta permen.
“Sebenarnya (kudapan ringan) enggak boleh, apalagi yang usianya dua tahun. Karena di ciki kandungan garamnya tinggi sekali. Wafer coklat dan permen (juga) gulanya tinggi sekali. Bisa merusak giginya,” kata Ririn saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/11/2023).
Baca juga: Ini Menu Makanan Anak Stunting di Bungur Jakpus, Bujet Rp 10.000 Per Anak
Jika gigi rusak, maka kemampuan mengunyah juga berkurang. Akibatnya, asupan makanan juga semakin rendah.
“Dari situ, timbul gangguan gizi. Jadi sangat dibatasi, (batasi) satu minggu satu kali,” tegas Ririn.
Di kalangan masyarakat Bungur, Ririn melihat ada banyak anak yang justru kecanduan ‘ngemil’. Bahkan, ada anak yang hanya makan nasi sehari sekali dengan chiki sebagai lauk dan tambahan kuah bakso yang tinggi kandungan MSG.
Baca juga: Lurah Bungur: Stunting Tanggung Jawab Seluruh Masyarakat
“Kebanyakan (kondisi itu) terjadi di masyarakat Bungur. Anaknya jarang makan, tapi kuat jajan,” tutur dia.
Sebagai saran jika anak rewel ingin camilan, Ririn mengusulkan agar orangtua bisa tegas dan ‘tega’. Hal ini untuk mencegah anak menjadi kecanduan makanan ringan yang tidak sehat.
“Saya menyarankan untuk tega sama anak. Bikin pilihan, boleh jajan tapi harus makan dulu,” imbuh Ririn.
Baca juga: Ada 41 Anak Stunting di Bungur, Puskesmas Lakukan Pemeriksaan secara Menyeluruh
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.