Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terduga Pelaku Teror Order Fiktif Makanan di Bogor Mengaku Anggota TNI

Kompas.com - 23/11/2023, 18:51 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Wahyu, terduga pelaku di balik teror order fiktif makanan yang dialami seorang wanita bernama Alyani Syifa (21), mengaku seorang bintara TNI.

Wahyu menyampaikan hal itu melalui sambungan telepon dengan Syifa. Adapun Syifa bertelepon dengan Wahyu di hadapan wartawan di rumahnya, Pabuaran, Cibinong, Bogor, Kamis (23/11/2023).

"Mas, TNI atau bukan?" tanya Syifa.

"Iyalah," jawab Wahyu.

"Kesatuan apa?" tanya Syifa lagi.

"(Batalyon) Raider," timpal Wahyu.

Baca juga: Tolak Cinta Kenalan di TikTok, Perempuan di Bogor Diteror Puluhan Order Makanan Fiktif

Wahyu berkelit dan terdiam beberapa saat ketika ditanya lebih lanjut soal pangkat dan area kerjanya.

"Raider berapa?" tanya Syifa.

"Emang perlu tahu? Dari Raider 514," sahut Wahyu.

Setelah sambungan telepon dengan Wahyu terputus, Syifa bercerita, terduga pelaku juga pernah mengaku hal serupa sebelumnya.

Kepada Syifa, Wahyu mengaku bahwa dia awalnya ditugaskan di Gunung Sindur, Bogor.

"Katanya, awal dia dinas di Gunung Sindur, kemudian pindah. Sebelum ke Semarang, dia pernah ikut ke Papua. Terus, karena ada insiden, dia dipulangin ke Surabaya, kemudian dinas ke Semarang," kata Syifa.

Baca juga: Diteror Order Fiktif, Syifa Bayar Lebih dari Rp 1 Juta untuk Makanan yang Tak Dia Pesan

Sebelumnya diberitakan, Wahyu diduga terus meneror Syifa sejak Selasa (21/11/2023) dengan orderan fiktif makanan.

Wahyu disebut melakukan hal itu setelah mengetahui wanita pujaannya itu sedang dekat dengan pria lain.

"Itu karena setelah dia tahu, dia enggak terima saya jalan dengan (pria) lain. Dia bilang bakal ngeorder terus-terusan, dan dia bilang mau ngerjain saya kalau seumpama dia sudah kecewa dengan saya," ujar Syifa.

Akibatnya, Syifa pun harus membayar lebih dari Rp 1 juta untuk makanan yang tidak ia pesan.

"Total 22 orderan, yang sudah dibayar itu dari tanggal 21 November sekitar Rp 1 juta lebih. Orderannya ada antar makanan dari soto, pizza, richeese, gofood mako (kue)," kata Syifa.

Baca juga: Kasus Teror Order Fiktif di Bogor, Polisi Panggil Terduga Pelaku

Syifa kemudian melaporkan teror order fiktif tersebut ke Polsek Cibinong. Polisi akan menyelidiki kasus tersebut.

"Kan ini mereka (terduga pelaku dan korban) saling tahu dan saling kenal ya. Tapi intinya kami sudah melakukan penanganan, korban sudah kami layani dengan baik dan akan tetap proses penyelidikannya," kata Kanit Reskrim Polsek Cibinong AKP Yunli Pangestu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com