Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Pertama Eva Agustini Merayakan Hari Guru Nasional sebagai Tenaga Pengajar Honorer

Kompas.com - 25/11/2023, 15:23 WIB
Tria Sutrisna,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sabtu, 25 November 2023 menjadi kali pertama Eva Agustini (22), merayakan Hari Guru Nasional sebagai seorang tenaga pengajar.

Sejak enam bulan lalu, Eva memutuskan memulai karir sebagai guru honorer di Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Jakarta.

“Jadi selama 6 bulan pertama ini saya waktunya untuk belajar. Hari guru ini sebenarnya menjadi hari untuk refleksi diri saya sendiri,” ujar Eva saat berbincang dengan Kompas.com, dikutip Sabtu (25/11/2023).

Baca juga: Nasib Miris Guru SDN di Jaktim, Disebut Hanya Terima Gaji Rp 300.000 meski di Kuitansi Tertulis Rp 9 Juta

Eva merasa, ada banyak hal yang perlu dia tanyakan kepada dirinya sendiri setelah satu semester menjadi guru. Sosok yang seharusnya digugu dan ditiru oleh para muridnya.

“Apakah saya selama 6 bulan ini sudah betul mengajar anak-anak. Seharusnya bagaimana cara yang tepat ketika berhadapan dengan anak-anak kelas 7, kelas 8 dan kelas 9,” ungkap Eva.

Terlepas dari banyaknya pertanyaan itu, Eva merasa ada hal yang lebih penting, yaitu pengalaman mengajar. Besaran gaji yang diterimanya saat ini pun tak dijadikannya persoalan.

Eva bercerita, gaji yang ia dapat sebagai guru honorer di sekolah negeri kurang dari Rp 2 juta. Upah itu tentunya kurang jika dibandingkan dengan pengeluaran ongkos pulang pergi ke sekolah dan biaya hidup sehari-hari.

“Saya itu tinggalnya di Setu Cileungsi. Pulang pergi setiap hari ke sekolah ini yang letaknya di Duren Sawit, jaraknya itu sekitar 33 kilometer. Kalau bolak balik berarti 66 kilometer,” tutur Eva.

Kondisi ini tidak membuat Eva terbebani, apalagi berpikir mencari profesi lain di luar guru. Dia justru memanfaatkan sisa waktu luangnya, untuk mencari pemasukan tambahan dengan mengajar kursus.

Baca juga: Pemprov DKI Tangani Laporan Soal Guru SDN di Jaktim yang Digaji Rp 300.000

“Saya merasa selama saya mengajar di SMP ini, 6 bulan ini, saya merasa enggak lelah karena di sini bahagia mungkin seperti itu,” kata

Bagi Eva, hal terpenting saat ini adalah menjadikan pengalaman awalnya menjadi guru sebagai bahan evaluasi, sembari meluruskan niatnya mendidik generasi penerus bangsa tanpa terlebih dulu mempersoalkan gaji dan hal-hal lainnya.

“Jadi mungkin saya bisa lebih meluruskan lagi niat untuk mengajar di sini memang benar-benar untuk mengabdi, bertemu dengan anak-anak. Ternyata yang saya dapatkan juga lebih dari itu, bahagianya dapat, kayak gitu,” tutur Eva.

Baca juga: DPRD DKI Temukan Ada Guru SDN di Jakarta Terima Gaji Rp 300 Ribu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com