JAKARTA, KOMPAS.com - Area urban farming di kolong Tol Becakayu, RW 013 Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, sering panen sayur dan buah-buahan.
Panen yang selalu disambut secara antusias membuat pengurus RW menciptakan sistem preorder atau pemesanan awal.
Ketua RW 013 Cipinang Melayu Umam menjelaskan, sistem ini diterapkan untuk mencegah warga kehabisan sayur atau buah yang mereka inginkan.
"Yang mau booking sayuran (dan buah) bisa. Kami kasih tahu dulu panen apa, misalnya bayam dan sawi. Kami tanya mau berapa banyak, warga bisa langsung preorder," papar dia di lokasi, Minggu (12/11/2023).
Baca juga: Mulanya Kumuh, Kolong Tol Becakayu di Cipinang Melayu Jadi Lahan Urban Farming
Umam mengatakan, pihaknya memiliki grup WhatsApp dengan warga untuk memberi tahu informasi seputar panen.
Dalam grup itu, para pengurus akan memberi tahu kapan dan tanaman apa saja yang akan dipanen.
Warga juga diajak untuk panen langsung di area urban farming jika berminat. Warga pada dasarnya bisa mendapatkan hasil panen secara gratis.
Namun, warga juga bisa membayar dengan harga murah jika memang ingin berniat untuk membantu operasional urban farming ini.
"Kalau buat sistem jual, harganya Rp 5.000 untuk sekitar 2-3 kilogram dari produk yang ada. Harga memang jauh lebih murah karena fokus kami bukan cari untung," jelas Umam.
Baca juga: Berkah Urban Farming di Kolong Tol Becakayu, Warga Cipinang Melayu Sering Panen Sayur dan Buah
Seluruh pendapatan yang diterima dari hasil penjualan panen sayur dan buah-buahan akan kembali ke operasional urban farming, termasuk pembelian bibit.
"Konsep penjualan dengan harga murah ini memang untuk keberlanjutan urban farming di kolong Tol Becakayu ini," sambung Umam.
Untuk pengambilan hasil panen, semuanya dilakukan di Kantor RW 013 Cipinang Melayu.
Adapun, warga RW 013 Cipinang Melayu sudah berkecimpung dalam dunia urban farming sejak tahun 2017.
Ini bermula dari keresahan warga akan lahan kosong di bantaran Kalimalang, kini posisinya di kolong tol, yang kumuh.
Warga dari luar RW 013 menjadikannya sebagai tempat pembuangan sampah. Ada pula yang menjadikannya sebagai lahan parkir kendaraan.
Mulai tahun 2017, warga berinisiatif menjadikannya sebagai area hijau yang lebih asri untuk menghilangkan kesan kumuh.
Baca juga: Mengingat Kembali Kasus Rudolf Tobing yang Buang Jasad Icha ke Kolong Tol Becakayu
Bermula dari tanaman hias, lambat laun warga mulai menanam kangkung dan sawi. Kini, jenis tanamannya lebih beragam.
Selain dua tanaman itu, ada pula bayam, seledri, kembang kol, brokoli, cabai, kacang tanah, jagung, dan pare.
Kemudian buah pisang, melon, pepaya, dan jeruk, serta tanaman obat seperti kemangi, serai, lidah buaya, dan jahe.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.