Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Wiyono Ikuti Perkembangan Teknologi untuk Mengajar di Usia Senja

Kompas.com - 26/11/2023, 20:14 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Melewati pesatnya perkembangan teknologi di usia yang tidak lagi muda membuat Wiyono (70) dituntut bisa beradaptasi dengan cepat sebagai tenaga pendidik.

Pengajar seni budaya di SMPN 27 Jakarta, Duren Sawit, Jakarta Timur itu mengaku butuh waktu dalam memahami teknologi untuk kepentingan para siswa.

"Betul, saya masih punya kesulitan. Dulu kan semuanya serba manual," ujar pria kelahiran Klaten itu saat berbincang dengan Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (24/11/2023) lalu.

Baca juga: Cerita Perjalanan Wiyono dari Buruh Pabrik Jadi Tenaga Pendidik: Takdir yang Menuntun Saya

Mulanya, kata Wiyono, ia belajar memakai komputer milik putranya di rumah.

"Kebetulan semenjak anak saya kuliah kan minta dibelikan komputer, ya mau enggak mau saya juga ikut belajar," ucap Wiyono.

Hingga sekitar tahun 2013, ketika ia turut menjadi tim pengembang kurikulum di DKI Jakarta, dari empat orang guru seni budaya yang hadir, Wiyono pun menjadi satu dari dua pengajar yang bisa menggunakan perangkat komputer.

"Itu hanya ada dua orang yang bisa main komputer, satu saya dan ada satu guru lagi," ucap dia.

Namun, saat pandemi Covid-19 melanda, segala sesuatu pun seakan dituntut serba daring.

Ini membuat Wiyono harus kembali belajar lagi, menggunakan aplikasi yang tidak familiar baginya, termasuk Zoom dan Google Meet.

"Tapi akhir-akhir ini karena waktu pandemi itu semuanya kan daring, saya kan belum pernah ikutan yang kayak begitu, ya ada beberapa yang saya memang belum mampu. Seperti yang tadinya Zoom, Zoom bisa saya pelajari," ujar dia.

Baca juga: Bukan karena Helium, Ini Penyebab Balon Meledak di Perayaan Hari Guru di Bekasi

Belum lama selesai belajar Zoom, Wiyono kembali dipusingkan lagi dengan istilah Google Form yang populer beberapa waktu terakhir.

"Kemudian sekarang ini mau ada tes ini itu harus pakai Google Form, haha. Saya masih minta tolong sama teman untuk yang itu. Jadi saya buat bahannya, dia yang mengolah," tutur dia sembari tertawa kecil.

Kendati begitu, Wiyono mengakui banyak kemudahan yang ia dapat dari perkembangan teknologi itu untuk menunjang aktivitas mengajar.

Ia menilai, segalanya terlihat lebih mudah. Apalagi, untuk mata pelajaran yang diampu, yakni seni budaya.

Selain itu, saat memberikan tugas sekolah dengan para siswa, ia tinggal membagikan lewat WhatsApp group saja.

"Sekarang itu enggak ada yang sulit. Misalnya saya kan ngajar seni rupa. Kalau dulu misal gambar sesuatu, kita harus melototin yang kita gambar kan. Kalau sekarang obyeknya bisa kita foto dan pelajari. Jauh lebih mudah lah sekarang itu dan anak-anak lebih cepat mengerti," ujar ayah dari empat anak itu.

Baca juga: Kuswanto 31 Tahun Jadi Guru Daerah 3T, Dapat Hadiah Kepsek dari Presiden Jokowi

Jika dibandingkan beberapa tahun lalu, kata Wiyono, ia harus melakukan demonstrasi secara manual di papan tulis.

Kini, ia sudah bisa memakai aplikasi Paint.

"Langkah itu lebih mudah dimengerti daripada harus pakai penggaris dan lain sebagainya. Alhamdulillah sekarang mengajar itu enjoy saja," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com