Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Ungkap Ada Peningkatan Kasus Pneumonia pada Anak di RSUP Persahabatan

Kompas.com - 04/12/2023, 18:19 WIB
Zintan Prihatini,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan mencatat adanya peningkatan kasus pneumonia pada anak. Dokter Spesialis Anak RSUP Persahabatan dr Tjatur Kuat Sagoro Sp.A (K) mengatakan, kenaikan kasus itu mencapai sekitar 10 persen.

"Kalau kasusnya ada peningkatan. Mungkin sekitar 10 persen (kenaikan kasus pneumonia anak), kurang lebih kalau diperkirakan," ujar Tjatur saat dihubungi, Senin (4/12/2023).

Dia menilai peningkatan kasus pneumonia pada anak di RSUP Persahabatan tidak signifikan. Sebab, rumah sakit itu merupakan tempat rujukan pasien dalam kondisi berat.

"Peningkatan kasus secara bermakna tidak ada. Tetapi ada peningkatan, yang memang tidak bermakna karena yang dikirim ke sini sudah diseleksi pasiennya," ungkap Tjatur.

Baca juga: RSUP Persahabatan: Belum Ada Laporan Anak Terinfeksi Pneumonia Mycoplasma

"Rumah sakit (pertama) biasanya bisa merawat sendiri. Kalau sudah berat, baru dirujuk ke Rumah Sakit Persahabatan," imbuh dia.

Tjatur sendiri mengaku tak mengetahui pasti angka kenaikan kasus pneumonia pada anak. Namun, berdasarkan keterangan pasien diketahui bahwa dalam enam bulan terakhir, anak-anak yang berada di bangku sekolah banyak mengalami gejala penyakit tersebut.

Belum ada laporan kasus mycoplasma pneumoniae

Sementara itu, Tjatur memastikan belum ada laporan kasus mycoplasma pneumoniae pada anak di rumah sakitnya.

"Yang tercatat belum ada (kasus pneumonia mycoplasma). Untuk menegakkan diognosis mycoplasma pneumoniae ada yang perlu diperiksa, tenggorok kemudian ada pemeriksaan multiplex," jelas Tjatur.

Baca juga: Dinkes DKI Mendata Anak yang Terinfeksi Pneumonia di Jakarta

Pemeriksaan itu pun tak serta-merta diterapkan kepada semua pasien karena harganya yang mahal. Terkecuali, keluarga pasien meminta pemeriksaan terhadap indikasi infeksi bakteri mycoplasma pneumoniae tersebut.

"Saya juga mendengar, kemarin ada kasusnya (pneumonia mycoplasma). Itu biasanya (terdeteksi) di (rumah sakit swasta) ya," ucap dia.

Menurut dia, pneumonia mycoplasma berbeda dengan pneumonia tipikal.

Gejala pneumonia tipikal pada anak umumnya terdiri dari demam tinggi, batuk, sesak napas, lesu, murung, kurang minum, gelisah, dan bernapas dengan cepat. Sedangkan gejala pneumonia mycoplasma pada anak, antara lain demam, batuk, sakit kepala, dan lesu.

"Sebenarnya mycoplasma pneumoniae gejalanya ringan. Jadi awalnya demam, diikuti batuk, dan biasanya ringan makanya disebut walking pneumoniae," papar Tjatur.

Baca juga: Sejumlah Negara Laporkan Peningkatan Kasus Pneumonia, Mana Saja?

Artinya pasien masih bisa beraktivitas seperti biasa, meski tengah mengidap penyakit paru tersebut.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati beruhar bahwa pihaknya tengah mendata jumlah anak di Jakarta yang terinfeksi pneumonia mycoplasma.

"Kami di Jakarta kita secara spesifik (masih) menghitung yang mycoplasma ya," ujar Ani di kantor DPRD DKI Jakarta pada Senin (4/12/2023).

Namun, Ani enggan menjelaskan detail mengenai data anak yang mengidap pneumonia mycoplasma. Di sisi lain, Dinkes DKI disebut akan membuat keterangan lanjutan terkait temuan anak yang terjangkit penyakit itu.

"Nanti kami akan membuat rilis sendiri ya.Sesuai dengan rilis dari Kemenkes kemarin, itu memang ada peningkatan kasus di China," tutur Ani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com