JAKARTA, KOMPAS.com - Health Collaborative Center (HCC), lembaga nonprofit di bidang kesehatan masyarakat dan kesehatan komunitas mengungkapkan, empat dari 10 orang di Jabodetabek merasa kesepian.
“Berdasarkan penelitian yang dilakukan HCC selama tiga bulan terakhir, empat dari 10 orang yang tinggal di Jabodetabek alami kesepian derajat sedang dan berat,” kata peneliti utama sekaligus Ketua HCC Ray Wagiu Basrowi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (19/12/2023).
Ray mengatakan, temuan ini terungkap setelah HCC melakukan survei secara daring dengan melibatkan 1.229 responden.
Baca juga: Apakah Kesepian Merupakan Masalah Kesehatan Mental?
Dari survei itu, sekitar 44 persen warga Jabodetabek mengalami kesepian derajat sedang dan 6 persen warga Jabodetabek lainnya alami kesepian derajat berat.
“Dari 1.229 responden, 83 warga Jabodetabek merasa tidak kesepian, 533 orang alami kesepian derajat rendah, 542 orang alami kesepian derajat sedang, dan 71 orang alami kesepian derajat tinggi,” ungkap dia.
Menurut Ray, ada beberapa faktor pendorong yang akhirnya membuat warga Jabodetabek mengalami kesepian derajat sedang hingga tinggi.
Baca juga: Jomblo Sering Merasa Kesepian? Ini 7 Cara Mengatasinya
Salah satunya adalah ketidakcocokan dengan lingkungan sekitar, baik di lingkungan kerja maupun tempat tinggal.
Selain itu, hobi yang tak serupa dengan orang di sekitar disinyalir membuat derajat kesepian semakin meninggi.
“Faktor dominan yang bisa menentukan derajat kesepian seseorang adalah ketidaksesuaian dengan lingkungan, sering merasa malu atau minder, sering merasa tidak dekat dengan orang lain, dan hobi yang berbeda dengan teman sekitar,” tutur dia.
Maka dari itu, Ray menyarankan kepada seluruh masyarakat yang mengalami gejala kesepian atau merasa kesepian, harus segera diperiksakan.
Baca juga: WHO: Kesepian Jadi Ancaman Kesehatan Global
Pemeriksaan bisa dilakukan mandiri melalui tes psikologi berbasis online maupun bertemu psikolog secara langsung.
“Pertama harus diidentifikasi. Saat ini sudah banyak situs yang memiliki validasi, misal situ milik psikologi Universitas Indonesia. Kalau hasilnya ternyata derajat sedang atau tinggi, langsung bertemu psikolog,” imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.