JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Semper, Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara, terendam banjir.
Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Senin (8/1/2024), banjir terjadi di Unit Islam A II.
Genangan air menyebabkan makam tidak terlihat, hanya tampak batu nisan. Beberapa patok bambu dan papan kayu berdiri di atas tanah yang terendam banjir.
Patok-patok tersebut sengaja dibuat oleh para ahli waris keluarga dengan tujuan tetap mengetahui titik lokasi makam saat banjir datang.
Baca juga: TPU Semper Jakarta Utara Kebanjiran, Makam Hanya Terlihat Nisannya
Sementara itu, rumput hijau di sekitar titik banjir tumbuh dengan lebat.
Sejumlah kambing milik warga setempat berkeliaran di wilayah itu. Hewan herbivora itu memakan rumput dan meminum air yang merendam makam.
Suasana Senin sore itu terasa sepi. Beberapa pedagang bersantai di pinggir jalan sambil bermain ponsel. Tak ada pembeli yang menghampiri mereka.
Suara burung walet dan pipit yang terbang bebas di sekitar TPU Semper terkadang memecah kesunyian.
Tidak ada satu pun peziarah yang datang saat Kompas.com mengunjungi TPU Semper yang terendam banjir.
Selain karena curah hujan tinggi beberapa waktu terakhir, banjir terjadi karena kondisi tanah di area TPU Semper terlalu rendah dibandingkan dengan jalan untuk kendaraan.
“Itu kan di Blad 50. Memang dia (tanahnya) lebih rendah dari lokasi yang lain. Jadi, saat hujan, ya airnya terkurung. Karena kan sifat air itu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah,” ungkap Kasatpel TPU Semper Sukino saat dijumpai Kompas.com, Senin.
Sebagai upaya sementara mengatasi banjir, Sukino memastikan bahwa pihaknya hampir setiap hari menyedot air menggunakan mesin alkon.
“Kalau untuk penanganan kami sendiri, ya disedot setiap hari pakai alkon,” ujar Kino.
Baca juga: Pengelola TPU Semper Bakal Tinggikan Tanah di Makam yang Terendam Banjir
Kendati demikian, upaya tersebut terkadang sia-sia karena hujan kembali datang dan lagi-lagi merendam sejumlah makam di Unit Islam Blok A II.
“Yang bikin gondok, siangnya sedot, lalu kering atau enggak ada air. Nanti, malamnya hujan selama dua jam. Nah, terendam lagi itu makam,” kata Kino.