Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Bocah Tewas Usai Disengat Tawon di Bogor, Bermula dari Lempari Sarang Pakai Batu

Kompas.com - 19/01/2024, 14:19 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

BOGOR, KOMPAS.com - Seorang bocah perempuan berinisial HMZ (2) tewas usai disengat tawon di Cisarua, Puncak, Bogor, Jawa Barat.

Kasi Penyelamatan dan Pertolongan Darurat Bogor Wahyudi Hidayat mengatakan, peristiwa ini terjadi saat korban bermain bersama teman-temannya di area parkir lokasi wisata Taman Wisata Matahari.

"Menurut laporan dari Kepala Desa, awalnya tuh mereka (korban dan teman-temannya) main-main dengan cara melemparkan sarang tawon dengan batu, dengan sandal," kata Wahyudi dikutip dsri YouTube Kompas TV, Jumat (19/1/2024).

Baca juga: Disengat Puluhan Tawon, Seorang Anak di Bogor Meninggal Dunia

Aksi pelemparan itu, kata Wahyudi, diduga mengenai sarang tawon dan membuatnya terguncang.

Kemudian, koloni tawon langsung keluar dari sarangnya dan menyerang anak-anak yang bermain.

"Kebetulan yang lain (teman-teman korban) bisa lari. Karena korban masih anak kecil, jadi belum mengerti lah bahayanya dan harus bagaimana. Akibatnya anak ini (korban) jadi sasaran tawon," kata Wahyudi.

Saat kejadian, warga merasa bingung dan tak berani menolong korban karena jumlah tawon yang sangat banyak.

Baca juga: Galah untuk Usir Monyet Malah Kena Sarang Tawon, Warga di Cibubur Alami Bengkak-bengkak

Selang beberapa menit, koloni tawon tersebut pergi dan akhirnya korban dapat dievakuasi oleh warga.

Sebelumnya diberitakan, seorang anak perempuan berinisial HMZ meninggal dunia setelah disengat puluhan tawon.

Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban (Trantib) Kecamatan Cisarua Komar mengatakan, korban sempat mendapat perawatan oleh bidan setempat.

Komar menuturkan, saat itu bidan menyarankan agar korban segera dibawa ke rumah sakit karena kondisinya yang cukup buruk.

Namun, orangtua korban menolak membawanya ke rumah sakit dengan alasan kondisi anaknya yang mulai membaik setelah mengonsumsi obat dari bidan.

Baca juga: Banyak Sarang Tawon Vespa di Rumah Warga, Damkar Depok: Habitat Aslinya Berubah karena Alih Fungsi Lahan

Nahas, sehari setelah peristiwa itu, korban meninggal dunia. Korban mengalami kejang-kejang.

"Hari Rabu (17/1/2024) pagi, anak tersebut kejang-kejang. Orangtuanya pun panik dan meminta bantuan kepada Ketua RT untuk membawa anaknya ke klinik terdekat. Tapi di perjalanan nyawanya sudah tidak tertolong," kata Komar dalam keterangannya, Kamis (18/1/2024).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com