TANGERANG, KOMPAS.com - Warga Kelurahan Koang Jaya, Karawaci, Tangerang Kota, meminta pabrik es di kawasan ini pindah atau ditutup imbas kebocoran gas amonia.
Kebocoran gas tersebut berdampak ke permukiman warga di sekitarnya.
Salah satu warga yang menuntut penutupan pabrik adalah Susan (22).
"Lebih baik dipindah atau ditutup. Saya trauma," tutur dia saat ditemui di lokasi, Rabu (7/2/2024).
Baca juga: Pipa Gas Amonia di Pabrik Es Karawaci Bocor, Warga: Sudah Sering Bocor Ringan
Susan merupakan salah satu korban yang menghirup gas amonia berlebihan saat terjadi kebocoran pipa.
"Saya sempat ke dokter di RS Sari Asih Ar-Rahman. Dokter bilang saya terlalu banyak menghisap gas amonia," ujar dia.
Senada, warga bernama Dudi (51) menyebut kejadian ini sangat berdampak bagi warga sekitar. Termasuk kaum lansia dan anak-anak yang ada di kawasan ini.
"Jadi warga minta pindah, ini bukan lagi bicara soal kompensasi terhadap masyarakat," kata dia.
Selain itu, lingkungan sekitar pabrik juga terdampak akibat kejadian ini. Beberapa tumbuhan dan hewan peliharaan Dudi mati.
Baca juga: Terdampak Kebocoran Gas Amonia, Warga Sekitar Pabrik Es di Karawaci Minta Kompensasi
"Masyarakat tidak sedikit terdampak. Ada yang sudah tua kan ya, apalagi namanya amonia kalau tercium itu luar biasa baunya," ucap Dudi.
"Pohon-pohon mati semua, hewan saya burung mati. Kata warga ikan-ikan juga mati. Karena berdekatan langsung dengan pabrik," tambah dia.
Dudi menceritakan, warga banyak yang trauma akibat kejadian ini.
"Makanya masyarakat meminta tutup selesai sudah atau pindah. Daripada terjadi lagi," papar dia.
Sebelumnya, kebocoran pipa gas amonia terjadi di salah satu pabrik di Koang Jaya, Selasa (6/2/2024) sekitar pukul 02.45 WIB.
Baca juga: Ada Buruh yang Sedang Bekerja Saat Gas Amonia Bocor di Pabrik Es Tangerang
Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Zain Dwi Nugroho mengatakan, gas amonia bocor karena salah satu pipa gas terlepas.
"Tempat pembuatan es menggunakan salah satunya gas amonia untuk pendingin, saat proses itu pipanya ada yang terlepas," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.