JAKARTA, KOMPAS.com - Pengais angpau bernama Yusuf (52) mengatakan bahwa pendapatannya saat perayaan Imlek di depan Wihara Dharma Bhakti berkurang seiring berjalannya waktu.
“Enggak menentu ya. Kalau dulu agak mending, sekarang karena bos-bosnya sudah berkurang yang bagi-bagi angpau itu,” kata Yusuf saat ditemui Kompas.com di Jalan Kemenangan Raya, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat, Sabtu (10/2/2024).
Menurut Yusuf, ada beberapa faktor yang membuat penghasilan berkurang. Salah satunya adalah tidak tertibnya para pengais angpau.
“Dulu gampang diatur, harus rapi. Sekarang kayaknya bos-bosnya agak takut karena sering diserbu. Enggak kayak dulu, rapi, baris,” ujar Yusuf.
“Sekarang diserbu, jadi agak-agak takut ya, namanya orang China, mungkin sensitif, entah takut jatuh atau apa gitu. Jadi, berkurang, enggak kayak dulu,” katanya lagi.
Sebelum Vihara Dharma Bhakti direnovasi, Yusuf menceritakan, para pengais angpau ini selalu duduk rapi di pelataran klenteng tertua di Jakarta tersebut.
Kendati demikian, karena pelataran Wihara Dharma Bhakti kini juga dijadikan sebagai tempat beribadah, para pengais angpau hanya bisa menunggu di Jalan Kemenangan Raya.
“Karena itu, dia carinya yang rapi, tenang. Kalau di sini, memang rada sulit sih, walaupun ada petugasnya gitu. Ya tetap saja, begitu juga.
Sewaktu Wihara Dharma Bhakti belum direnovasi, penghasilan Yusuf bisa mengapai Rp 70.000-Rp 80.000.
“Sekarang mah, Rp.10.000 susah. Karena, ya begitu, intinya yang dapat ya dapat, yang enggak ya enggak. Kalau dulu, mayoritas rata. Rp 2.000 walau pun 300 orang, ya dapat. Rp 5.000 walau pun 500 orang, ya dapat. Sekarang sulit,” kata Yusuf.
Baca juga: Merayakan Imlek: Mengingat Gus Dur dan Megawati
Saat diwawancarai Kompas.com, Yusuf baru mengantongi uang Rp 5.000 dari angpau yang didapatnya saat berebut dengan teman-temannya yang lain.
Berdasarkan pantauan, sejumlah orang lintas generasi duduk bersila di depan ruko-ruko yang telah tutup di Jalan Kemenangan Raya, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat, Sabtu.
Para pengais rezeki ini mengharapkan angpau dari sejumlah warga yang baru saja selesai bersembahyang di Vihara Dharma Bhakti dalam perayaan Imlek 2024.
Kebanyakan dari mereka bertelanjang kaki dengan pakaian yang tampak lusuh. Sandal jepit sengaja disimpan agar lebih leluasa saat berpindah-pindah lokasi.
Dalam beberapa momen, mereka berlarian dari Jalan Kemenangan Raya ke Jalan Kemenangan III saat ada orang yang tengah memberikan angpau atau makanan.
Baca juga: Cerita Pemulung di Depan Wihara Dharma Bhakti: Senang Rayakan Imlek demi Lepas Kesunyian