Terkadang, mereka langsung berkerumun ke satu titik ketika ada seseorang yang memberikan angpau. Bahkan, mereka berdesak-desakan dan berebut.
“Abang lihat sendiri deh kayak gimana, berlarian, sudah kayak serdadu mau perang. Jadi, kadang-kadang suka bingung. Yang dapat ya dapat, yang enggak ya enggak. Kasihan juga sih buat anak-anak yang kecil, tergencet-gencet,” ujar Yusuf.
Yusuf mengaku hampir setiap tahun sengaja datang ke Wihara Dharma Bhakti. Dia juga tidak menampik bahwa juga mengharapkan angpau dari mereka yang merayakan Imlek.
Namun, dia tidak memaksakan diri. Sebab, hal tersebut bukan tujuan utamanya datang ke Vihara Dharma Bhakti.
Pria asal Cirebon, Jawa Barat, hanya mencari keramaian dari lingkungannya yang terasa sepi.
“Saya senang, ramai-ramai kayak gini, kumpul, pokoknya meriah. Ya ibaratnya kan, orang tinggal di tempat kesunyian lalu pindah keramaian, kan berbeda,” kata Yusuf.
“Maksudnya, lingkungannya sepi. Kalau di sini kan penuh orang, sampai kayak semut. Jadi, gembira saja gitu. Walau pun dapat duit Rp 10.000 atau Rp 15.000, ya senang saja. Jadi, ikut merayakan hari Imlek ini. Enggak mengharapkan uang besar juga,” ujarnya lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.