Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Suara Prabowo-Gibran dalam Sirekap Melebihi DPT di TPS 054 Cakung, Petugas: Kesalahan Sistem

Kompas.com - 16/02/2024, 06:31 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perolehan suara dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden di TPS 054 Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, dalam aplikasi Sirekap KPU tidak sesuai dengan penghitungan manual.

Dua paslon itu adalah capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Petugas KPPS TPS 054 yang mengunggah data ke aplikasi Sirekap, Teguh (26), menjelaskan, ketidaksesuaian data dalam formulir C hasil penghitungan suara dan Sirekap merupakan kesalahan sistem.

"Bicara realita, DPT saya 245. (Perolehan suara) 748 kan enggak mungkin banget terjadi. Semua ini aplikasi Sirekap yang baca, bukan saya asal nulis 748," tegas Teguh kepada Kompas.com di Pulogebang, Kamis (15/2/2024).

Baca juga: Dugaan Penggelembungan Suara di TPS Ciputat Timur, KPU Tangsel: Sudah Direvisi, Hanya Salah Tulis

Dalam video yang beredar, capres-cawapres nomor urut dua Prabowo-Gibran memperoleh 748 suara dalam aplikasi Sirekap KPU.

Padahal, perolehan suara mereka sebenarnya dalam formulir C hasil penghitungan adalah 74.

Sementara itu, Ganjar-Mahfud memperoleh 160 suara dalam aplikasi Sirekap. Padahal, dalam formulir C perolehannya 16 suara.

"Kalau memang saya mau ngegelembungin data, kan bisa saja dengan misal Pak Anies (memperoleh suara) 100 berapa, saya tinggal kurangin (dan menambah suara ke Prabowo-Gibran). Ini (perolehan suara Prabowo-Gibran) sudah melebihi DPT, sudah enggak mungkin," ucap Teguh.

Kesalahan sistem

Teguh mengungkapkan proses dirinya memasukkan hasil penghitungan manual surat suara Pemilu 2024 ke aplikasi Sirekap.

Pada Rabu (14/2/2024) sekitar pukul 13.30 WIB, penghitungan surat suara Pilpres 2024 dimulai di TPS 054 dan selesai pukul 14.30 WIB.

Teguh langsung mengunggah foto-foto formulir C hasil penghitungan ke dalam aplikasi Sirekap. Ia memulainya dengan kategori presiden dan wakil presiden.

Namun, saat hendak memotret formulir C, akun Teguh terus keluar dari aplikasi Sirekap. Ini terus terjadi sampai pukul 15.30 WIB.

"Kan enggak mungkin nungguin saya kelar upload (kategori presiden dan wakil presiden) dulu. Akhirnya saya pindah ke DPR RI," tutur dia.

Baca juga: Ada Kesalahan Jumlah Suara Capres di TPS 54 Cakung pada Sirekap, KPU Jaktim Bantah Terjadi Kecurangan

Setelah mengunggah formulir C DPR RI, Teguh kembali mencoba memasukkan data di kategori presiden dan wakil presiden. Data berhasil dimasukkan.

Keterangan berlogo kamera, awan, dan centang, sudah berwarna hijau. Untuk diketahui, masing-masing logo menunjukkan proses petugas KPPS memasukkan data.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Megapolitan
Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin 'Pulau Sampah' di Jakarta

Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin "Pulau Sampah" di Jakarta

Megapolitan
Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Megapolitan
Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Megapolitan
Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Megapolitan
Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu 'Nombok' Setoran

Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu "Nombok" Setoran

Megapolitan
Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Megapolitan
Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com