Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamat Jalan Zubaidi, PPSU yang Tutup Usia Saat Distribusikan Logistik Pemilu...

Kompas.com - 16/02/2024, 06:05 WIB
Baharudin Al Farisi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Zubaidi (54) tiba-tiba terjatuh saat bertugas mendistribusikan logistik Pemilu 2024 dari Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) Matraman ke Kelurahan Utan Kayu Utara, Jakarta Timur, Selasa (13/2/2024) malam.

Petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) Utan Kayu Utara itu langsung memegang dadanya.

Kepada rekan kerjanya, Zubaidi mengeluhkan rasa sakit di bagian dada. Napasnya terasa sesak.

Baca juga: Tangis Keluarga PPSU Utan Kayu yang Tutup Usia Saat Bertugas Urus Logistik Pemilu

Melihat kondisi itu, teman Zubaidi menyuruhnya istirahat terlebih dahulu. Namun, ayah tiga anak ini menolak karena kotak suara yang harus diangkat masih menumpuk.

Terlebih, hari akan berganti beberapa jam lagi, pesta demokrasi warga Indonesia segera berlangsung pada 14 Februari 2024 pukul 07.00 WIB.

“Kata temannya, ‘Abang istirahat saja, ada hanyak kok ini yang angkat (logistik pemilu), jangan diteruskan’,” ujar istri Zubaidi, Tahiyat (53), menirukan percakapan suaminya dengan salah satu petugas PPSU Utan Kayu Utara, Kamis (15/2/2024).

“Eh dia (Zubaidi) bilang, ‘Gue enggak mau istirahat, pengin selesaikan pekerjaan gue, kalau ditunda-tunda, kelamaan, enggak beres-beres. Entar logistik pemilu malah terlambat, kita yang salah’. Ya akhirnya dikerjain lagi sama dia, diangkat lagi kotak suara,” tambah Tahiyat.

Baca juga: PPSU Meninggal Saat Urus Logistik Pemilu di GOR Matraman, Sempat Sesak Napas tapi Lanjutkan Pekerjaan

Tak berselang lama, Zubaidi makin sesak napas. Akhirnya dia duduk lalu berbaring. Kepalanya berbantal kardus coklat muda.

Teman kerjanya langsung menyingkapkan seragam PPSU Zubaidi sampai atas dada untuk mengoleskan minyak angin.

Zubaidi kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta Timur.

Mengetahui kabar tersebut, keluarga bertolak dari kediaman ke rumah sakit dengan jarak sekitar tiga kilometer.

Rasa cemas Tahiyat dan anak sulungnya, Diztio Indianto (28), menghantui sepanjang perjalanan.

“Belum sampai, baru turun di parkiran, bapak polisi samperin, dia nanya, 'Keluarga Bapak Zubaidi?'. Ibu yang dikasih tahu bapak sudah enggak ada (meninggal), (ibu) langsung pingsan,” ujar Tio, sapaan Diztio.

Mendadak menghadap Sang Pencipta

Tio tidak menyangka bahwa Zubaidi menghadap Sang Pencipta. Sebab, beberapa jam sebelum mengembuskan napas terakhir, sang ayah bercanda dan makan bersamanya.

Tahiyat juga merasakan hal serupa. Setelah matahari terbit dari ufuk timur, Zubaidi siap-siap berangkat kerja. Ia tak lupa sarapan dan berpamitan kepada teman hidupnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com