Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Kasus "Geng Tai" Binus School, Sekolah Diminta Punya "Informan" di Tempat Tongkrongan Siswanya

Kompas.com - 20/02/2024, 17:27 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perundungan terhadap siswa Binus International School Serpong oleh seniornya diduga terjadi di warung depan sekolah.

Berdasarkan keterangan polisi, perundungan yang dilakukan kelompok siswa bernama "Geng Tai" tersebut sudah dua kali terjadi.

Belajar dari kasus tersebut, Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim menilai, perundungan tersebut bisa dicegah apabila sekolah membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK).

Baca juga: Perundungan Siswa di Binus International School Serpong, Pengamat Sebut Banyak Faktor Penyebab

Tim ini, kata dia, seharusnya bekerja di bawah koordinasi wakil kepala sekolah bidang kesiswaan untuk mendeteksi potensi adanya kekerasan di dalam maupun luar sekolah.

Dalam kasus ini, Satriwan menduga sekolah tidak pernah memetakan titik-titik kumpul siswa di luar jam belajar.

"Biasanya sekolah harus sudah punya "informan" yang dipercaya an berada di lingkungan di radius tertentu," ucap Satriwan kepada Kompas.com, Senin (19/2/2024).

Satriwan berujar, keberadaan informan ini menjadi penting karena mereka yang akan mengawasi serta memberikan laporan di setiap titik-titik yang menjadi tempat siswa berkumpul.

Tak hanya tempat menongkrong, Satriwan menilai kerja sama antara orangtua, guru, dan wali kelas juga menjadi poin penting untuk saling berkoordinasi.

Baca juga: Binus School Serpong Diminta Cari Cara Bubarkan Geng Tai Perundung Siswa

Pasalnya, kata dia, tak menutup kemungkinan perundungan juga terjadi di salah satu rumah siswa lainnya.

Dalam hal ini, Satriwan berujar, orangtua tak boleh menormalisasi perundungan apabila terjadi di rumah mereka.

Sebagai informasi, kasus ini mencuat setelah salah satu akun di media sosial X, @BosPurwa, menuliskan dugaan perundungan oleh "Geng Tai" di sekolah tersebut terhadap seorang siswa.

Pengunggah mengungkapkan bahwa korban dirundung oleh senior atau kakak tingkatnya yang memiliki kelompok “Geng Tai”.

Perundungan dilakukan terhadap anggota yang baru akan bergabung.

Baca juga: Perundungan “Geng Tai” Viral, Pemilik Warung Ibu Gaul Ditelepon Alumni Binus School Serpong

Korban dipaksa membelikan sesuatu yang diminta seniornya, dan mendapatkan kekerasan fisik, misalnya dicekik, diikat di tiang, bahkan dipukul dengan kayu.

“Dan ngerinya lagi sampai disundut rokok,” demikian twit pemilik akun X @BosPurwa.

Pemilik akun tersebut pun meminta polisi mengusut tuntas dugaan perundungan di sekolah swasta tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com