JAKARTA, KOMPAS.com - Jaringan produksi film porno internasional yang melibatkan anak-anak di bawah umur sebagai pemeran utamanya terbongkar.
Kepolisian Resor Kot (Polresta) Bandara Soekarno-Hatta menangkap lima pelaku berinisial HS, MA, AH, KR dan NZ
Wakapolresta Bandara Soekarno Hatta, AKBP Ronald Fredy Christian Sipayung berujar, jaringan film porno ini terungkap berdasarkan kerja sama antara Polri dan Federal Bureau of Investigation (FBI) pada Agustus 2023.
Baca juga: Modus Sindikat Jual Beli Video Porno Jaringan Internasional, Pelaku Iming-imingi Korban Pakai Uang
Pengungkapan ini bermula dari laporan satuan tugas (satgas) pencegahan kekerasan seksual anak di Amerika atau Violence Crime Against Children Taskforce terkait konten pornografi anak.
"Pengaduan ini disertai dengan adanya beberapa konten porno yang melibatkan pelakunya adalah anak-anak Indonesia," ucap Ronald, Sabtu (24/2/2024).
"Jadi anak-anak yang masih di bawah umur yang semuanya adalah laki-laki," ungkap Ronald menambahkan.
Ronald mengungkapkan, konten video porno jaringan internasional yang diperankan anak di bawah umur asal Indonesia telah diproduksi sejak 2022.
"Itu (video porno) terjadi dari sepanjang tahun 2022, sudah dilakukan sebelum informasi kerja sama ini kami lakukan dengan pihak FBI," kata Ronald, Senin (26/2/2024).
Menurut dia, setidaknya ada delapan anak Indonesia yang menjadi pemeran di dalam video porno jaringan internasional itu.
Baca juga: Anak di Bawah Umur Jadi Pemeran Konten Porno, Videonya Diperjualbelikan di Telegram
Konten tersebut diperjualbelikan oleh tersangka berinisial HS, MA, AH, KR, dan NZ. Kurang lebih ada 1.000 gambar dan 3.000 video yang sudah diproduksi.
"Memang produksinya dengan secara manual menggunakan peralatan handphone," ujar Ronald.
Lebih lanjut Ronald berujar, tersangka HS berperan mencari anak-anak untuk terlibat dalam produksi video porno.
HS mulanya mengajak korban untuk main gim dan memberikan hadiah secara cuma-cuma. Pelaku juga mencoba mendekati orangtua korban.
Korban juga diiming-imingi dengan dibelikan hadiah handphone, uang, makanan oleh tersangka dengan uang hasil penjualan video porno mereka.
"Jadi artinya prosesnya tidak dengan tiba-tiba, tetapi diawali dengan komunikasi untuk pendekatan," jelasnya.