Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjerat Kasus Pelecehan, Rektor Universitas Pancasila: Saya Sangat Malu, Baru Kali Ini Dihina

Kompas.com - 29/02/2024, 21:14 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rektor Universitas Pancasila ETH (72) mengungkap, dirinya malu untuk bertemu banyak orang imbas kasus dugaan pelecehan seksual yang menyeret namanya.

“Selama saya mengabdi di dunia pendidikan, baru sekali ini saya dihina. Saya sangat malu di depan semua orang,” ujar dia saat jumpa pers di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (29/2/2024).

Saking malunya, ETH bahkan sengaja menggunakan topi ketika bertemu wartawan.

Pantauan Kompas.com di lokasi, rektor yang telah menjabat selama 13 tahun itu mengenakan topi berwarna hitam.

Baca juga: Bantah Lecehkan Stafnya, Rektor Nonaktif Universitas Pancasila Singgung Soal Politisasi dan Pembunuhan Karakter

Topi itu dikenakan ETH sejak tiba di lokasi jumpa pers hingga acara berakhir.

“Saya sangat malu, makanya saya menggunakan topi,” tutur dia.

ETH mengaku, penderitaan ini telah dirasakannya selama dua bulan terakhir.

Menurut dia, pembunuhan karakter hingga cacian kerap dilontarkan kepadanya selama periode tersebut.

“Selama dua bulan ini saya mendapat hinaan, cercaan, tuduhan yang sangat tidak beretika, dan itu tentunya tidak saya lakukan sama sekali,” ungkap dia.

ETH menilai, tuduhan tak berdasar yang diarahkan kepada dirinya memiliki keterkaitan dengan pemilihan rektor Universitas Pancasila yang bakal segera diselenggarakan.

Baca juga: Diperiksa atas Kasus Pelecehan, Rektor Universitas Pancasila: Saya Senang Bisa Ungkap yang Sebenarnya

Ia merasa dijadikan sasaran oleh oknum yang memiliki kepentingan dalam kontestasi tersebut.

“Tetapi memang saya menjadi sasaran utama untuk kegiatan ini. yaitu kegiatan yang sedang berjalan di Universitas Pancasila, yakni pemilihan rektor,” imbuh dia.

Sebagai informasi, Rektor Universitas Pancasila ETH Toet Hendratno diduga melakukan pelecehan terhadap dua staf kampus, RZ dan D.

Dugaan pelecehan seksual yang dialami RZ terjadi setahun lalu, yaitu pada Februari 2023. Pada bulan yang sama saat RZ dimutasi ke pascasarjana Universitas Pancasila.

Sementara, dugaan pelecehan seksual yang dialami D terjadi sekitar Desember 2023.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com