JAKARTA, KOMPAS.com - Rektor nonaktif Universitas Pancasila berinisial ETH (72) rampung menjalani pemeriksaan selama 2,5 jam di Mapolda Metro Jaya, terkait kasus dugaan pelecehan seksual terhadap staf kampusnya, RZ (42), Kamis (29/2/2024).
Adapun ETH tiba pada pukul 10.00 WIB.
Berpakaian kemeja biru dibalut jaket merah, dia keluar dari Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya pukul 12.30 WIB, didampingi tim kuasa hukumnya.
Usai diperiksa, ETH mengaku pemeriksaan berjalan dengan lancar.
"Alhamdulillah wawancaranya berjalan dengan lancar. Proses hukum memang seperti ini, tidak ada yang luar biasa," kata ETH di lokasi.
Baca juga: Tiba di Polda Metro, Rektor Universitas Pancasila Bantah Lecehkan Stafnya
Dia pun merasa senang lantaran telah menyampaikan pernyataannya kepada penyidik.
"Kami senang, saya senang karena akhirnya kami bisa mengungkapkan yang sebenarnya," imbuh ETH.
Sementara itu, kuasa hukum ETH, Faizal Hafied, menjelaskan bahwa dugaan pelecehan seksual kepada kliennya merupakan asumsi. Menurut dia, laporan polisi (LP) ini dibuat lantaran adanya pemilihan rektor baru yang tengah berlangsung.
"Kami yakini bahwa tidak akan ada LP yang dilayangkan apabila tidak ada proses pemilihan rektor. Jadi ini kental sekali karena ada pemilihan rektor di bulan Maret," ujar Faizal.
Dia menyatakan, tudingan terkait pelecehan seksual terhadap kliennya tidak tepat.
"Semua yang beredar ini adalah berita yang tidak tepat, kurang tepat dan menyesatkan dan merupakan pembunuhan karakter untuk klien kami," imbuhnya.
Baca juga: Universitas Pancasila Bantah Dugaan Pelecehan Seksual Mencuat di Tengah Pemilihan Rektor Baru
Faizal berpandangan, pelaporan yang menyeret ETH merupakan bentuk politisasi menjelang pemilihan rektor. Namun, dia tak memerinci berkait hal tersebut.
"Ada hal yang tidak benar dan tidak tepat, disampaikan oleh orang lain yang mendiskreditkan klien kami," ucap Faizal.
"Ini yang kami harap sebagai langkah awal, karena Prof belum pernah menyampaikan secara resmi. Tidak ada laporan polisi kepada beliau, kalau tidak ada pemilihan rektor," tambahnya.
Adapun dugaan pelecehan seksual yang dialami RZ terjadi setahun lalu, yaitu pada Februari 2023.