Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Penumpang Tertahan di Stasiun Tanah Abang, Mengantre Panjang sambil Sesekali Berseru

Kompas.com - 01/03/2024, 21:57 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penumpang masih tertahan di depan pintu masuk Stasiun Tanah Abang imbas gangguan perjalan kereta rel listrik (KRL) hingga Jumat (1/3/2024) malam.

Gangguan terjadi karena ada pohon tumbang di rel antara Stasiun Kebayoran dan Pondok Ranji untuk KRL rute Tanah Abang-Rangkasbitung.

Pantauan Kompas.com di lokasi pada pukul 21.27 WIB, sejumlah penumpang mengantre untuk masuk ke dalam Stasiun Tanah Abang.

Baca juga: Perjalanan KRL Terganggu karena Pohon Tumbang, Penumpang Telantar di Stasiun Tanah Abang

Antrean itu terjadi karena petugas menutup sebagian gerbang pintu masuk stasiun.

"Silakan untuk mengantre ke belakang," kata petugas keamanan di Stasiun Tanah Abang.

Tampak antrean penumpang cukup panjang. Mereka saling berdesakan satu dengan yang lainnya.

Kondisi ini juga berimbas kepada penumpang yang ingin keluar dari Stasiun Tanah Abang. Mereka tertahan karena sebagian gerbang ditutup.

Beberapa kali penumpang yang antre untuk masuk atau keluar ke Stasiun Tanah Abang itu bersorak.

Namun, tidak diketahui apa yang diteriaki oleh para penumpang tersebut.

Baca juga: Alhamdulilah, KRL yang Tertimpa Pohon Tumbang di Tanah Kusir Melanjutkan Perjalanan

"Huuu...huuu," teriak penumpang yang mengatre.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah rute perjalanan KRL ke arah Serpong terganggu akibat adanya pohon tumbang.

Dua perjalanan KRL mengalami rekayasa rute, yakni KA 1777 rute Rangkasbitung-Tanah Abang dan KA 1779 rute Parung Panjang-Tanah Abang.

Untuk KA 1777 rute Rangkasbitung-Tanah Abang, perjalanan hanya sampai Stasiun Sudimara.

Untuk rute sebaliknya, penumpang diarahkan menggunakan KA 1778 rute Sudimara-Rangkasbitung.

"KA 1779 (Parung Panjang-Tanah Abang), perjalanan hanya sampai Stasiun Sudimara, kembali sebagai KA 1780 (Sudimara-Rangkasbitung)," tulis akun X @CommuterLine.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com