Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Korban Dugaan Pelecehan Rektor Nonaktif Universitas Pancasila Disebut Tak Dapat Perlindungan dari Kampus

Kompas.com - 09/03/2024, 07:14 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Amanda Manthovani, pengacara dua terduga korban pelecehan seksual oleh terduga Rektor nonaktif Universitas Pancasila berinisial ETH, mengungkapkan bahwa kliennya, RZ dan DF, tidak menerima perlindungan dari pihak kampus.

"Dari Universitas Pancasila sampai dengan saat ini tidak, tidak ada perlindungan kepada para korban," kata Amanda kepada wartawan saat ditemui di Beji, Depok, Jumat (8/3/2024).

Amanda bahkan menegaskan bahwa tidak ada komunikasi yang dilakukan pihak kampus kepada korban hingga saat ini.

Padahal, dia menyampaikan bahwa korban juga sudah bersurat yang tertuju kepada yayasan kampus.

Baca juga: Korban Dugaan Pelecehan Seksual Rektor Nonaktif Universitas Pancasila Masih Merasa Waswas

Menurut dia, dalam memproses kasus ini, kedua korban bergerak mandiri bersama kuasa hukum. Keduanya juga sudah mengirim surat ke Komnas Perempuan dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

"Sebenarnya, dari pihak korban sendiri ini sudah berkirim surat kepada pihak yayasan (kampus Universitas Pancasila). Artinya, juga meminta pertanggungjawaban terkait kasus ini," ujar Amanda.

Akan tetapi, hingga kini, pihak terkait masih belum memberikan tanggapan baik.

"Baik dari pihak yayasan maupun pihak kampus itu sendiri, tidak ada respons apa pun terkait kasus ini," kata Amanda.

Baca juga: Polisi Periksa 15 Saksi terkait Dugaan Pelecehan Seksual oleh Rektor Universitas Pancasila

Lebih lanjut, Amanda mengatakan, kedua korban masih berharap mendapatkan keadilan agar kejadian serupa tak terjadi lagi dalam instansi pendidikan.

"Sampai detik ini, dari kedua korban tidak pernah membicarakan terkait ini selesai. Keduanya masih sangat berharap kasus tetap berproses dan berjalan dengan menegakkan keadilan," ujar Amanda.

Diberitakan sebelumnya, Rektor nonaktif Universitas Pancasila inisial ETH diduga melakukan pelecehan seksual terhadap dua staf kampusnya, RZ dan DF.

Hingga saat ini, ETH bersikeras membantah tidak melakukan tudingan mencium pipi atau memegang area sensitif korban.

Terkini, pada Selasa (5/3/2024), ETH kembali diperiksa penyidik Polda Metro Jaya. Dia setidaknya mendapatkan 32 pertanyaan.

Baca juga: Diperiksa Polisi, Rektor Universitas Pancasila Dicecar 32 Pertanyaan Terkait Dugaan Pelecehan Seksual

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com