Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Pernikahan di Indonesia Menurun, Kepala BKKBN Singgung soal "Toxic People"

Kompas.com - 09/03/2024, 10:19 WIB
Zintan Prihatini,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menilai, ada kaitannya antara menurunnya angka pernikahan di Indonesia dan toxic people.

Menurut dia, orang yang toksik kerap tidak mampu mengendalikan diri, menguasai diri, dan memaklumi orang lain.

"Orang toksik saja ketemu orang waras enggak jadi nikah. Jadi, toxic friendship, toxic relationship itu membuat gagal untuk bisa melangsungkan pernikahan," ujar Hasto dalam acara BKKBN bertajuk "Strategi Indonesia Turunkan Stunting" di Yogyakarta, Jumat (8/3/2024) malam.

Toxic people sebagaimana disinggung Hasto merupakan sosok yang mendatangkan dampak buruk bagi orang di sekitarnya. Mereka pun tak bisa memahami orang lain.

Baca juga: Angka Pernikahan di Indonesia pada 2023 Terendah sejak 1998

"Orang-orang toksik itu kan orang-orang yang cenderung, yang akhirnya individualis. Dia juga menjengkelkan orang lain," kata Hasto.

Meski demikian, dia menyatakan sejauh ini belum ada penelitian ilmiah soal keterkaitan antara orang yang toksik dan menurunnya angka pernikahan.

"Jadi saya hanya menghubungkan sama fenomena. Katakanlah, banyak orang di rutan, 60 persen lebih narkotika misalnya. Di sisi lain, ada toxic people meningkat ini kan bisa berkorelasi," ujar Hasto.

Baca juga: Angka Pernikahan di Indonesia Terus Menurun 

Dia menjelaskan bahwa toxic people juga berkaitan dengan gangguan kejiwaan pada seseorang.

"Ada orang bercerai meningkat, ini sumbernya adalah orang toxic, orang yang adiktif juga dia mental disorder," katanya.

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023 yang diolah Badan Pusat Statistika (BPS), mayoritas pemuda Indonesia usia 16-30 tahun belum menikah.

Data BPS menunjukkan, persentase yang belum menikah adalah 68,29 persen. Sementara yang berstatus menikah 30,61 persen dan sisanya adalah mereka yang berstatus cerai hidup atau mati.

Baca juga: Di Balik Rendahnya Pernikahan di Indonesia: Antara Pergeseran Paradigma dan Menguatnya Gejala Waithood

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com