JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menduga, aksi bunuh diri satu keluarga dengan melompat bersama dari lantai 22 di Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, sudah direncanakan sebelumnya.
Keempatnya masing-masing berinisial EA (51), AIL, JWA (13), dan JL (18).
Namun, kematian JWA dan JIL bisa jadi merupakan kasus pembunuhan. Keduanya merupakan korban bunuh diri. Sedangkan, EA dan AIL bisa disebut sebagai pelaku bunuh diri.
Baca juga: Pakar Sebut Keluarga yang Terjun Bersama dari Apartemen Itu Kasus Bunuh Diri Sekaligus Pembunuhan
"Sebagaimana asumsi yang saya bangun, pada saat yang sama salah satu atau bahkan mungkin keduanya patut disebut pelaku pembunuhan. Yaitu pelaku pembunuhan terhadap anak-anak mereka sendiri," ujar Reza saat dikonfirmasi, Selasa (11/3/2024).
Ia menjelaskan bahwa anak-anak adalah kelompok yang sangat rentan mengalami viktimisasi. Mereka sulit melakukan perlawanan terhadap orang dewasa, terutama orangtuanya.
"Mereka memiliki kelemahan secara psikologis yaitu mereka relatif mudah untuk diintimidasi, mudah untuk dipersuasi, mudah untuk apa pun namanya ketika daya kendali psikologis anak-anak itu dirampas oleh pihak lain," kata dia.
Reza menduga, JWA dan JIL dipaksa untuk melakukan aksi bunuh diri bersama ayah dan ibunya.
Terlepas dari apakah anak-anak dalam kasus ini mau atau tidak untuk bunuh diri, mereka tetap harus diposisikan sebagai orang yang tidak mau dan tidak setuju.
"Mereka diikat sampai terseret jatuh sedemikian rupa, ini mempertegas perkiraan saya bahwa posisi anak dalam situasi-situasi ekstrem semacam ini, mereka dipandang sebagai korban," papar Reza.
"Yaitu pihak yang dipaksa oleh pihak lain untuk masuk ke dalam situasi yang sedemikian berbahaya," imbuh dia.
Polisi masih menyelidiki motif sekeluarga itu bunuh diri. Jasad EA, AIL, JWA dan JL pertama kali ditemukan Sabtu (9/3/2024) pukul 16.15 WIB.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan, korban ditemukan tewas di depan lobi apartemen dalam kondisi yang mengenaskan.
"Empat mayat tersebut meninggal dunia akibat bunuh diri lompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan. Untuk penyebab bunuh diri tersebut belum diketahui," tutur Gidion saat dikonfirmasi.
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling,
Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini: https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.