Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo di Depan Gedung DPR, Massa Bakar Ban lalu Nyanyi Lagu Indonesia Raya

Kompas.com - 13/03/2024, 15:08 WIB
Zintan Prihatini,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Elemen masyarakat dari Koalisi Nasional Penyelamat Demokrasi menggelar demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (13/3/2024) siang.

Pantauan Kompas.com pukul 14.25 WIB, beberapa orang memegang spanduk bertuliskan Aksi Nasional Gerakan Masyarakat Sipil Selamatkan Demokrasi Indonesia di depan pintu gerbang.

Di hadapan mereka terdapat ban yang telah dibakar. Dari titik api itu mengepul asap hitam yang menyebar hingga ke ruas jalan.

Baca juga: Rayakan Hari Perempuan Internasional, Ibu Ini Berharap Buah Hatinya Jadi Aktivis dan Tak Malu Ikut Demo

“Kita harus melawan sehgal bentuk ketidakadilan yang dilakukan Joko Widodo. Joko Widodo wajib hukumnya dilengserkan,” ujar salah satu peserta aksi yang berdiri di atas mobil jeep hitam.

Ia lalu menyinggung soal cawe-cawe yang dilakukan oleh presiden dan adanya dinasti politik yang mengacak-acak demokrasi.

Beton pembatas pun telah dipasang di sekitar area gedung DPR/MPR. Pada beton itu, terpasang kain putih yang ditulis dengan kalimat “Rakyat Susah Gara-gara Jokowi”, “Hancurkan Dinasti Politik”, dan “Tangkap Jokowi”.

Tak lama, demonstran yang jumlahnya tak lebih dari 20 orang itu menyanyikan lagu Indonesia Raya sambil dipimpin oleh orator.

Mereka membawa sejumlah tuntutan kepada pemerintah, mulai dari melengserkan Joko Widodo, menghapuskan dinasti politik, mengadili Komisioner KPU dan Bawaslu yang berkonspirasi jahat, menolak hasil hitung cepat, menolak kenaikan harga cabai, hingga menolak kenaikan harga sembako dan rencana kenaikan harga BBM.

Polres Metro Jakarta Pusat mengerahkan 1.621 personel untuk mengawal unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR.

Baca juga: Demo di Depan Gedung DPR, Emak-emak: Sembako Mahal, Saatnya Jokowi Turun

"Dalam rangka pengamanan aksi elemen masyarakat di depan Gedung DPR/MPR RI, kami melibatkan 1.621 personel gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, TNI, Pemda DKI, dan instansi terkait," ungkap Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Anton Elfrino Trisanto.

Menurut dia, penutupan jalan atau pengalihan arus jalan di sekitar bersifat situasional. Rekayasa arus lalu lintas akan diberlakukan melihat perkembangan dinamika situasi di lapangan.

“Kami lihat nanti jumlah massanya. Bila nanti di depan DPR/MPR RI massanya cukup banyak dan eskalasi meningkat, maka arus lalu lintas yang akan mengarah ke depan Gedung DPR/MPR RI akan kami alihkan dengan penyekatan di Pulau Dua,” kata Anton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com