Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pedemo di DPR RI: Mendadak Digeledah Polisi Usai Aksi dan 4 Anaknya Ditangkap

Kompas.com - 20/03/2024, 19:25 WIB
Tria Sutrisna,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang ibu bernama Yulia Anita Sulisda mengaku digeledah tanpa alasan oleh aparat kepolisian, setelah mengikuti aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI, Selasa (19/3/2024).

Tak sampai disitu, empat anaknya yang ikut dalam aksi demonstrasi ditangkap polisi dan kini tidak diketahui keberadaannya.

“Saya minta tolong kepada tim lawyer selamatkan anak saya empat orang yang saat ini enggak tahu ditahan di mana. Tolong keluarkan, tolong selamatkan anak-anak saya,” ujar Yulia di Bersama Bersama Forum Penyelamat Demokrasi dan Reformasi, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2024).

Baca juga: Polisi Pastikan 16 Demonstran di DPR dan KPU yang Ditangkap Telah Dipulangkan

Kejadian bermula ketika massa aksi demonstrasi dipukul mundur dari depan Gedung DPR RI oleh kepolisian pada Selasa malam.

Mobil komando diminta untuk meninggalkan lokasi, begitu juga Yulia yang berada di dalam mobil untuk logistik dan tim kesehatan massa pedemo.

Yulia bersama beberapa tim medis akhirnya menjalankan mobilnya ke Simpang Slipi. Sesampainya di flyover, mobilnya kemudian diadang oleh petugas.

“Dipalang oleh polisi baju kaos yang tulisannya polisi. Mereka bilang ‘ibu saya geledah’, saya menolak,” ucap Yulia.

"Saya tanya ‘Pak atas dasar apa saya digeledah? Saya salah apa?’ kemudian saya diminta ikut ke Polda,” sambung Yulia.

Yulia yang menolak permintaan itu langsung menutup jendela dan mengunci pintu mobil. Dia memilih untuk tidak keluar, sambil menunggu ada koordinator massa aksi datang ke lokasinya.

Sejumlah anggota polisi lainnya akhirnya datang, bersamaan dengan sejumlah perwakilan massa aksi yang dikenal Yulian.

“Saya baru mau buka dan turun karena sudah banyak saksinya. Akhirnya mobil saya digeledah sampai nasi box dibongkar-bongkar, air kemasan masih utuh harus dibuka,” ungkap Yulia.

Di tengah proses penggeledahan, lanjut Yulia, terdapat tiga polisi wanita yang datang untuk menggeledah pakaian dan tasnya.

Baca juga: Polisi Tangkap 16 Demonstran di Depan Gedung DPR/MPR dan KPU karena Ganggu Keamanan

“Saya langsung telanjangi diri saya sendiri, saya pakai bra dipinggir jalan. Saya tumpahin isi tas saya. Saya persilakan periksa,” tutur Yulia.

Setelahnya, Yulia akhirnya dipersilakan melanjutkan perjalanan, sambil mencari informasi soal keberadan keempat anaknya yang hilang kabar.

Sebab, terdapat informasi bahwa ada sejumlah pedemo yang ditangkap oleh kepolisian di tengah kericuhan di depan Gedung DPR RI.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com