Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KAI Akan Keruk Aliran Kali Semanan untuk Cegah Banjir di Depan Stasiun Rawa Buaya

Kompas.com - 22/03/2024, 19:29 WIB
Rizky Syahrial,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan mengeruk aliran Kali Semanan, Jakarta Barat untuk menanggulangi banjir di sekitar Stasiun Rawa Buaya.

"Rencana khusus area yg menjadi kewenangan kami akan kami lakukan pengerukan atau normalisasi dan pembersihan agar aliran menjadi lancar," ujar Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta Ixfan Hendriwintoko saat dikonfirmasi, Jumat (22/3/2024).

Ixfan mengatakan, pihaknya telah mendapat laporan dari warga sekitar Stasiun Rawa Buaya terkait permasalahan banjir tersebut.

Baca juga: Warga: Kami Sudah Surati KAI Soal Banjir di Depan Stasiun Rawa Buaya, tapi Belum Direspons

"Atas laporan itu, tim kami unit terkait telah melakukan pengecekan," ucap Ixfan.

Menurutnya, banjir di wilayah tersebut terjadi karena ada pedangkalan pada saluran air yang berada di bawah lintasan Kereta Api.

Namun, ia meminta masyarakat yang tinggal di sekitar Stasiun Rawa Buaya juga menyampaikan kondisi banjir ini ke dinas terkait.

Ia ingin ada rapat antara warga, KAI, serta dinas terkait untuk duduk bersama membahas permasalahan meluapnya air Kali Semanan karena musim hujan.

Baca juga: Banjir di Depan Stasiun Rawa Buaya Berdampak ke Penumpang Kereta

"Karena kami tidak berwenang melakukan kegiatan yang bukan ranah kami," ucap dia.

Untuk diketahui, pengguna kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, terpaksa menerjang banjir setinggi 50 sentimeter (cm), di sekitar stasiun.

Pengamatan Kompas.com di lokasi, pengguna kereta berjalan kaki melintasi area yang tergenang banjir.

Mereka harus berjalan sekitar 200 meter meneronos genangan air hingga ke akses masuk stasiun.

Baca juga: Banjir 50 Cm di Depan Stasiun Rawa Buaya, Pengguna KRL Gulung Celana

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com