TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mencatat ada 302 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang tersebar di tujuh kecamatan sejak Januari hingga Maret 2024.
"Data kasus DBD Maret 2024 mencapai 302 kasus," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tangsel Allin Hendalin saat dikonfirmasi pada Sabtu (23/3/2024).
Baca juga: Ngerinya Kasus DBD di Jakarta, 1.102 Orang Terjangkit dalam Sebulan
Berdasarkan data itu, DBD di Tangsel meningkat 101 kasus, dari yang sebelumnya 201 kasus sejak Januari sampai 27 Februari 2024.
Namun, Allin mengeklaim kasus DBD di Kota Tangsel mengalami penurunan apabila melihat tren mingguan dari bulan Februari ke Maret 2024.
"Laporan kasus per minggu, cendereng turun. Untuk laporan mingguan itu kami rilis tiap hari minggu," kata Allin.
Ia memastikan, kasus DBD di Tangsel hingga kini masih terkendali.
Dinkes tengah melakukan upaya untuk menekan angka kasus DBD, salah satunya mengajak masyarakat bersih-bersih lingkungan.
Baca juga: Kasus DBD di Jaksel Melonjak, Dua Kali Lebih Banyak Dibandingkan Tahun Lalu
"Paling tidak bagaimana kita bisa menekan dan jangan sampai ada kematian saja. Sekarang aman (belum ada). Kematian ini kan biasanya karena keterlambatan orang menyadari bahwa itu DBD kan," kata Allin.
Allin sebelumnya mengatakan, penyakit DBD menyerang warga Tangsel yang berusia 15 hingga 49 tahun.
"Meningkatnya itu di bulan Februari. Pada tahun lalu itu juga sama, bulan Januari sampai Februari," ujar Allin, Jumat (1/3/2024).
Peningkatan kasus DBD di Tangerang Selatan pada Februari 2024 diduga karena musim hujan bersamaan dengan periode nyamuk aedes aegypti berkembang biak.
Guna mencegah peningkatan kasus DBD yang berlanjut, Pemkot Tangsel akan mengerahkan juru pemantau jentik (jumantik) di wilayah ke setiap rumah warga.
Baca juga: 627 Warga Jakarta Terjangkit DBD, Diprediksi Terus Bertambah hingga Mei 2024
Selain itu, Allin meminta kepada masyarakat untuk menerapkan 3M Plus yakni menguras dan menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang berbagai barang yang tak terpakai.
"Jadi masyarakat punya kesadaran sendiri untuk bisa melakukan yaitu 3M plus di rumahnya masing-masing. Itu dilakukan secara berkala," ucap Allin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.