JAKARTA, KOMPAS.com - Lebih dari 20 amunisi berserakan di jalan dan pekarangan rumah warga Kampung Parung Pinang di RT 01 RW 011, Dusun 06, Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
Ini merupakan hasil hitung manual Ketua RT setempat, Yadi (41), yang mendampingi aparat TNI dan polisi dalam kegiatan penyisiran setelah gudang amunisi daerah (Gudmurah) TNI mengalami kebakaran pada Sabtu (30/3/2024) pukul 18.30 WIB.
“Kita kemarin (Minggu) saja menyisir, sudah dapat 4 (amunisi). Tadi (Senin) ada 3. Yang waktu pertama (Sabtu malam), itu selongsong besar ada 3, rudal yang bisa ditenteng 1, sama granat 4. Ya kurang lebih ada 20 lebih (amunisi) ada,” ungkap Yadi saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (1/4/2024).
“Iya, hasil penemuan warga sama aparat. Karena kita (warga) menyisir juga, kita tidak bisa sembarangan juga, tidak leluasa,” ujar Yadi melanjutkan.
Penyisiran warga yang berlangsung selama tiga hari terakhir ini juga hanya diperbolehkan di tempat-tempat terbuka.
“Kalau misalnya posisinya dahan-dahan yang kering, kita enggak berani. Takutnya tersembunyi, terinjak, nah jadi berbahaya,” kata Yadi.
Setelah penyisiran ini, Kampung Parung Pinang disebut telah dinyatakan bersih dari amunisi.
Garis polisi berwarna kuning yang sebelumnya dipasang di Gang Otin kini sudah tidak lagi terpasang.
Sebagai informasi, gudang amunisi yang terbakar itu merupakan milik Kodam Jaya, terletak di Kampung Parung Pinang, Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Di dalam Gudmurah Jaya/Bekasi itu tersimpan sekitar 160.000 amunisi dan bahan peledak.
Kebakaran itu diduga terjadi karena adanya amunisi yang sudah kedaluwarsa sehingga material menjadi labil dan bergesek.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Kristomei Sianturi menuturkan, kebakaran gudang amunisi di Ciangsana terjadi pada Sabtu (30/3/2024) pukul 18.30 WIB.
Kebakaran gudang peluru itu mengakibatkan ledakan keras yang mengagetkan warga sekitar. Amunisi terpental ke permukiman warga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.