Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kompas.com - 18/04/2024, 10:40 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebanyakan orang memilih untuk menghabiskan hari tuanya untuk hidup dan berkumpul bersama keluarga tercinta. Tapi tidak dengan Bakar (77), salah seorang pengemudi sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara (Jakut).

Perantau asal Sulawesi Selatan ini memilih untuk menjalani hari-hari tua di atas sampan kesayangannya yang biasa berlalu lalang di perairan Pelabuhan Sunda Kelapa.

Pria paruh baya ini mengaku datang ke Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara (Jakut) sejak tahun 1962.

Baca juga: Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Awalnya, Bakar bekerja di pelayaran salah satu kapal besar yang sering singgah di Pelabuhan Sunda Kelapa.

Lama kelamaan, Bakar tertarik untuk berpindah profesi sebagai pengemudi sampan di pelabuhan ini.

"Dulu saya berlayar ikut kapal, terus turun di Pelabuhan Sunda Kelapa, dan akhirnya mutusin buat narik sampan hingga saat ini," ucapnya ketika berbincang dengan Kompas.com di lokasi pada Rabu (17/4/2024).

Sampan pertama yang dimiliki Bakar seharga Rp 3 juta. Kini bapak dari tujuh anak itu sudah berganti sampan sebanyak empat kali.

Saat ini, sampan yang dimiliki Bakar sudah digunakan selama enam tahun dan dibeli seharga Rp 6,5 juta.

Baca juga: Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bakar memiliki dua sampan saat ini. Satu sampan yang tak beratap digunakan untuk ia mengais rezeki, satu lagi sampan beratapkan terpal biru untuk ia beristirahat.

Sudah bertahun-tahun lamanya, Bakar melakukan banyak kegiatan sehari-hari di atas sampan. Mulai dari tidur, mandi, mencuci pakaian, hingga menjemur pakaian, ia lakukan di atas perahu kesayangannya itu.

Ia mengaku, tak pernah merasa takut untuk tidur dan melakukan aktivitas lain di atas sampan karena sudah terbiasa.

"Tidur di atas sampan tidak takut karena sudah biasa, nyuci di sampan, jemur juga di sampan," sambungnya.

Namun, ia sering kali merasa khawatir apabila hujan besar di malam hari. Air hujan seringkali menembus atap sampan yang hanya dibalut dengan terpal biru.

Meski begitu, Bakar tetap merasa nyaman dan lelap selama tidur di sampan miliknya.

Selain tidur, mandi di atas sampan juga sudah menjadi hal yang lumrah bagi Bakar selama ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim 'Selamatkan' 830.000 Jiwa

Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim "Selamatkan" 830.000 Jiwa

Megapolitan
Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Megapolitan
Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Megapolitan
Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Minta Mediasi ke Pemilik Lahan

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Minta Mediasi ke Pemilik Lahan

Megapolitan
4 Oknum Polisi yang Ditangkap karena Pesta Narkoba di Depok Direhabilitasi

4 Oknum Polisi yang Ditangkap karena Pesta Narkoba di Depok Direhabilitasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com