Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Kompas.com - 18/04/2024, 16:35 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bekerja sebagai tukang ojek sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, membawa pengaruh besar dalam kehidupan Bakar (77) dan keluarganya.

Masa kejayaan Bakar sebagai seorang tukang ojek sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa adalah pada 1971-1972.

Saat itu, banyak sekali orang yang berminat naik sampan sehingga membuat pendapatan Bakar melonjak tinggi.

Baca juga: Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

"Saya jaya sekitar tahun 1971-1972, itu lagi ramai-ramainya orang naik sampan, lumayan itu pendapatannya," ujar Bakar saat berbincang dengan Kompas.com di Pelabuhan Sunda Kelapa, Rabu (17/4/2024).

Lantaran pendapatannya meningkat, Bakar bisa memenuhi kebutuhan keluarganya dengan baik.

Selain itu, ia juga berhasil membangun rumah dan menyekolahkan ketujuh anaknya berkat pekerjaan menarik sampan.

Bahkan, dua dari tujuh anaknya berhasil ia biayai sampai lulus menjadi seorang sarjana.

Namun, bekerja sebagai tukang ojek sampan pada saat ini, kata Bakar, tak bisa lagi menjamin kehidupan seperti dulu.

Bahar mengaku pada saat ini dirinya begitu kesulitan untuk bisa mendapat sesuap nasi dari hasil pekerjaannya tersebut.

Baca juga: Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang untuk Makan

Terkadang, ia harus menanti penumpang di Pelabuhan Sunda Kelapa selama berhari-hari, tetapi tak kunjung datang juga.

Beruntungnya, Bakar saat ini sudah tak lagi memiliki tanggungan. Anak-anaknya juga begitu pengertian dan mau membantu untuk memenuhi segala kebutuhannya bersama sang istri.

"Mereka ngertiin, kalau sepi enggak bisa ngasih istri yaudah sekarang gantian anak yang ngasih," jelas Bakar.

Menurunnya pendapatan Bakar dan pengemudi sampan lainnya dari tahun ke tahun disebabkan oleh jumlah wisatawan yang datang ke Pelabuhan Sunda Kelapa semakin sedikit.

Hal itu disebabkan oleh kondisi pelabuhan yang kini sudah tak sebersih dulu.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, area ujung Pelabuhan Sunda Kelapa masih terendam banjir rob sehingga menutup akses untuk wisatawan berkeliling pelabuhan ini.

Baca juga: Kisah Bakar yang Menjadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa Sejak 1965

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com