JAKARTA, KOMPAS.com - Bakar (77), merupakan salah satu tukang ojek sampan di Kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa yang bisa dibilang paling berpengalaman daripada yang lainnya.
Pasalnya, ia sudah menggeluti bidang tersebut sejak tahun 1965.
Bakar bercerita, awalnya ia merantau pada tahun 1965 untuk menjadi Anak Buah Kapal (ABK) yang mengantar kacang hijau masuk ke Jakarta.
Setibanya di Pelabuhan Sunda Kelapa, ia melihat beberapa orang yang berprofesi sebagai tukang ojek sampan atau istilahnya 'nyampan' pada saat itu.
Tak pikir panjang, Bakar langsung beralih profesi menjadi tukang ojek sampan di tahun yang sama.
"Saya merantau ke sini tahun 1965. Belum masih berlayar dengan perahu 35 ton, bawa kacang hijau masuk ke Jakarta," ucap dia saat ditemui di Pelabuhan Sunda Kelapa, Rabu (26/4/2023).
"Akhirnya lihat ada teman-teman pada nyampan, jadi saya sewa dulu pertama kali," terang dia. Bakar membayar sewa dalam mata uang Ringgit pada kala itu.
Baca juga: Kisah Bakar, Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa yang Terus Giat Bekerja pada Usia Senja
"Masih Ringgit itu jaman dulu, 1 Ringgit 25 perak. Tahun 1965 itu," kata dia.
Pada tahun 1971, Bakar pun mulai membuat perahu sendiri untuk nyampan.
"Saya pertama (buat perahu) dulu tahun 1971. Pertama itu. Setelah enam tahun menyewa," jelas Bakar.
Bakar pun mengatakan, perahu yang ia buat hanya tahan selama dua tahun karena saat itu sering membawa muatan beras. Kapal yang kedua juga tak bertahan lama.
"Hanya dua tahun tahannya, bawa muatan beras waktu itu kejepit kapal terus hancur. Bikin lagi akhirnya. Setelah itu patah lagi," jelas dia.
Hingga saat ini, Bakar sudah berganti kapal sebanyak lima kali. Perahu kelimanya bertahan selama tujuh tahun hingga sekarang.
"Iya, yang ini kuat tahan tujuh tahun," papar dia.
Tarif yang diterapkan Bakar pada tahun 1971 adalah Rp 50 perak.
Lama kelamaan, harga sewa yang ia terapkan pun naik. Di tahun 1985, jasa kapalnya disewa seharga Rp 200 perak.
"Rp 50 perak tahun 1971. Akhirnya lama lama naik, tahun 1985 itu kalau tidak salah Rp 200 perak," tukas dia.
Baca juga: Dua Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa Ini Berhasil Sekolahkan Anak Hingga Tamat
Saat ini, harga yang ia tawarkan adalah Rp 100.000. Namun, harga itu masih ditawar lagi oleh pengunjung yang ingin mencoba naik ke perahunya.
"Baru beberapa tahun ini harganya Rp 100.000 sudah putar-putar (kawasan ini)," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.