JAKARTA, KOMPAS.com - Kelurahan Tanah Tinggi yang masuk wilayah administrasi Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, tengah menjadi sorotan.
Wilayah yang dekat dari Istana Kepresidenan ini disebut-sebut sebagai kawasan kumuh.
Hal itu diucapkan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi saat mengkritik Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Jakarta 2025 yang kini dalam proses penyusunan.
Menurut dia, rencana kerja tersebut belum menyentuh permasalahan di Jakarta, yang sebentar lagi bakal berubah status dan menjadi kota global.
"Kalau bicara global, Jakarta globalnya di mana? Ada daerah dekat Istana Negara hanya jarak satu kilometer, masih daerah kumuh, Johar dan Tanah Tinggi. Penataan kota sampai hari ini masih karut marut,” ujar Prasetyo, Rabu (24/4/2024).
RW 12 di Kelurahan Tanah Tinggi memang termasuk salah satu kawasan kumuh. Lokasinya berada di Jalan Tanah Tinggi XII yang mempunyai lebar berkisar tiga sampai empat meter.
Di sepanjang Jalan Tanah Tinggi XII, terdapat sebuah kali dengan ketinggian turap sekitar dua meter. Warna airnya hitam.
Meski mengalir, banyak sampah plastik yang mengambang dan tersangkut hingga akhirnya menumpuk di beberapa badan sungai.
Suasana Jalan Tanah Tinggi XII pada Kamis (25/4/2024) tampak ramai. Warga tengah menjalani aktivitas masing-masing.
Ada yang berjualan di pinggir jalan, berteduh di bawah pohon sambil menggelar tikar, bahkan tidur di dalam bajaj yang tengah terparkir.
Baca juga: Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh
Dari gang sempit, aktivitas di dalam rumah pun terlihat. Ada yang sedang kumpul-kumpul sambil bersenda gurau, memasak, mencuci piring, memandikan anak, hingga menjemur pakaian di depan rumah.
Salah satu pria tampak sibuk mengurusi ayam peliharaannya untuk dimasukkan ke dalam kandang yang berada di depan rumah dia.
Ada juga pria sedang berkaraoke. Tanpa menggunakan baju dengan celana kolor pendeknya, dia bernyanyi dengan santai seiringin lantunan musik.
Beberapa emak-emak juga tampak berkumpul di depan Sekretariat RW 12. Mereka bercengkrama sambil menghisap sebatang rokok.
Ketua RW 12, Imron Buchari bilang, pekarangan Sekretariat RW 12 memang kerap dijadikan tempat bersosialisasi oleh warga, mengingat suasananya yang memang teduh.
"Ada juga warga yang sengaja tidur di atas bangku panjang atau manfaatkan yang lainnya. Karena di rumahnya tidak muat, jadinya anggota keluarga tidurnya bergantian," ungkap Imron kepada Kompas.com, Rabu.
Baca juga: Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...
"Kan rumah warga itu ada yang dua kali tiga meter atau tiga kali empat meter, tapi isinya untuk empat Kartu Keluarga (KK). Ini karena kebetulan ada tamu, mereka mengerti, minggir dulu, gitu," tambah dia.
Di belakang Sekretariat RW 12, terdapat fasilitas berupa 12 bilik toilet umum yang biasa digunakan oleh penduduk setempat secara gratis.
Pasalnya, masih banyak rumah warga yang tidak mempunyai kamar mandi atau wc komunal.