Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Kompas.com - 26/04/2024, 07:25 WIB
Baharudin Al Farisi,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

 

Kawasan permukiman kumuh

Secara kasat mata, rumah-rumah penduduk yang berdiri dekat Jalan Tanah Tinggi 12 ini merupakan bangunan permanen. Seolah tidak tampak seperti kawasan kumuh.

Namun, Imron mengajak Kompas.com menyusuri gang-gang dengan lebar bervariasi, mulai dari satu meter hingga hanya 40 sentimeter.

Kami berjalan tidak bisa sejajar. Bahkan, terkadang bergantian dengan pejalan kaki dari arah yang berlawanan ketika melewati gang sempit. 

Baca juga: Saat Jumlah Masyarakat Miskin Ekstrem di Jakarta Meningkat...

Dari penelusuran ini, visual permukiman kumuh terpampang nyata. Sebagian besar rumah warga RT 12 bukan lebar, melainkan tinggi. Entah dua lantai atau tiga lantai.

Lantai satu bangunan semi permanen ini mempunyai tembok berbahan batu bata. Tetapi, entah setiap rumah memakai pondasi cakar ayam atau tidak. Untuk menguatkan beban, rumah dua atau tiga lantai ini juga ditopang dengan kayu.

Pada lantai dua dan tiga, dinding bangunan sudah bukan lagi berbahan batu bata, melainkan seng atau tripleks. Meski begitu, ada pula rumah tingkat yang mempunyai dinding berbahan batu bata ringan dengan acian kasar.

Jarak rumah satu dengan yang lainnya sangat dekat. Bahkan ada yang nol sentimeter. Kondisi ini membuat cahaya matahari sulit masuk ke sela-sela.

Alhasil, kebanyakan warga menyalakan lampu di depan rumah meski saat siang hari. Saat kami mematikan lampu, suasana menjadi sangat gelap.

Saat berada di depan rumah warga dengan lebar berkisar 40 sentimeter, suasananya pengap dan gerah karena sirkulasi udara yang tidak baik. Ventilasi udara rumah warga juga tertutup dengan tembok kiri dan kanan.

"Beginilah realita permukiman kumuh milik warga miskin yang dekat dengan Istana Negara," celetuk Imron. 

Baca juga: Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Di tengah penelusuran, tampak dua rumah warga yang penuh dengan sampah. Salah satu rumah sudah tidak berpenghuni karena pemilik telah meninggal dunia.

Sementara, satu rumah lainnya yang berada di pojok gang sudah rata dengan tanah. Kondisi ini dimanfaatkan warga sekitar untuk membuang sampah. Aromanya tidak sedap.

Sampah-sampah ini menumpuk, tidak pernah diangkut. Tembok yang sebelumnya dijadikan pondasi rumah bahkan telah retak karena saking banyaknya limbah.

"Warga yang tinggal di samping rumah ini, yang sekarang jadi tempat sampah, itu enggak kuat dengan baunya. Untuk sementara, akhirnya dia menumpang di rumah saudaranya yang tidak jauh dari sini," kata warga bernama Agus Yadi (51).

Terlepas dari hal tersebut, sampah-sampah plastik baik itu kemasan minuman atau yang lainnya juga berserakan di depan rumah warga. 

Baca juga: BPS DKI Ungkap Warga Miskin Ekstrem Terbanyak Berada di Jakarta Utara, Paling Sedikit di Barat

 

Miskin ekstrem

Berdasarkan data yang dihimpun dari Ketua RT masing-masing, sebanyak 243 KK di RW 12 yang tercatat sebagai penerima bantuan.

Kendati demikian, di luar data tersebut, masih banyak warga RW 12 yang seharusnya berhak menerima bantuan, tetapi tidak mendapatkannya.

Agus Yadi (51) termasuk salah satu warga RT 06/RW 12, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, yang kurang mampu dalam segi ekonomi.

Dia merupakan petugas keamanan di RW 12. Pekerjaan ini Agus jadikan sebagai mata pencarian utama dalam beberapa tahun terakhir.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Megapolitan
Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Megapolitan
Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Megapolitan
Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Megapolitan
Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Megapolitan
Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com