Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Kompas.com - 20/04/2024, 11:29 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian besar orangtua pasti selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk anak-anaknya. Begitu pula dengan Lupi (60), ayah dari empat orang anak yang berprofesi sebagai tukang ojek sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara (Jakut).

Lupi bercerita, sejak dulu selalu bekerja keras agar anak-anaknya bisa mengenyam bangku pendidikan.

Berkat jerih payahnya mendayung sampan sejak tahun 1972, Lupi pun berhasil membiayai keempat anaknya hingga lulus sekolah menengah atas (SMA).

Meski begitu, Lupi tetap merasa bersalah karena tak bisa membiayai keempat anaknya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Baca juga: Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

"Anak empat, udah lulus SMA tapi enggak bisa nerusin karena keterbatasan biaya. Namanya, kita orang susah kayak gini semampunya aja sampai SMA" ucapnya sambil bersedih ketika diwawancarai oleh Kompas.com di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jumat (18/4/2024).

Ditambah lagi pendapatan Lupi menarik sampan yang kini tidak menentu. Dia bahkan semakin kesulitan memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

Lupa mengatakan, terkadang bisa mendapatkan satu hingga dua kali tarikan dalam sehari. Namun, setelah itu bisa tidak mendapatkan penumpang lagi selama berhari-hari.

Satu kali perjalanan, Lupi menarifkan sekitar Rp 100.000 per sampan untuk wisatawan asing, sementara wisatawan lokal hanya Rp 70.000.

Satu sampan bisa diisi sekitar 3-5 orang sekali perjalanan. Harga yang sebenarnya relatif terjangkau untuk para wisatawan mencoba pengalaman berkeliling di perairan Pelabuhan Sunda Kelapa dengan perahu tradisional.

Baca juga: Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Meski kini pendapatannya tak menentu, Lupi selalu bersyukur karena memiliki istri yang bisa diajak kerja sama untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

"Istri saya juga jualan di pelabuhan ikan Muara Baru, dagang makanan, kopi, dan lainnya. Jadi, ya gantian aja kalau saya lagi enggak dapat duit," sambungnya.

Berkat hasil kerja kerasnya dengan sang istri, Lupi memiliki rumah di daerah Luar Batang persis di seberang Pelabuhan Sunda Kelapa.

Lupi bersykur, karena di kondisi perekonomiannya yang sedang tidak stabil, ia tetap memiliki rumah untuk berteduh dan tidak harus mengeluarkan biaya untuk kontrak rumah.

Baca juga: Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Kini keempat anak Lupi juga sudah bekerja dan sedikit banyak membantu perekonomian kedua orang tuanya.

"Ada yang kerja di Indomaret, ada yang ikut dagang ama emaknya di pelabuhan. Ya, Alhamdulillah sekarang bisa gantian," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com