JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pedagang berinisial S (43) mengungkapkan, uang retribusi di lokasi binaan (lokbin) Pasar Minggu, Jakarta Selatan, meningkat lebih dari dua kali lipat.
“Baru-baru uang retribusi naik, lebih dari dua kali lipat kayaknya,” ujar dia saat ditemui di lokasi, Kamis (2/5/2024).
Baca juga: Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis
Uang retribusi untuk satu kios di lokasi binaan mulanya dipatok Rp 150.000 per bulan.
Kini, uang retribusi yang harus dibayarkan Rp 360.000 per bulan.
“Kenaikannya baru-baru ini, tapi saya lupa tepatnya kapan. Sekarang, per bulan harus bayar segitu (Rp 360.000),” tutur dia.
Tak hanya menanggung uang retribusi, S mengatakan, pihaknya juga harus membayar sejumlah uang untuk listrik dan air.
“Setiap hari bayar Rp 10.000 untuk listrik dan air,” imbuh dia.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, memang nyaris tak ada aktivitas jual-beli di lokasi binaan yang terletak di Jalan Rajawali tersebut.
Baca juga: Dekat dengan Tempat Sampah dan Sepi Pembeli, Lokbin di Pasar Minggu Didesak Segera Dibenahi
Puluhan kios tutup dan banyak etalase toko yang sudah berdebu.
Di bagian belakang lokasi binaan, area kios dijadikan tempat menaruh gerobak, antara lain gerobak sampah, gerobak buah, dan gerobak sayuran.
Bahkan, dari sekitar 45 kios di sana, hanya ada lima kios yang aktif berjualan.
Dua kios menjual makanan matang, satu kios digunakan untuk memproduksi kue cucur, dan sisanya menjual kopi serta makanan ringan.
Mayoritas pembeli adalah pekerja pasar atau warga sekitar. Pembeli di lokasi binaan Pasar Minggu bisa dihitung dengan jari.
Dalam kurun waktu pukul 13.00-15.00 WIB, tak lebih dari 20 orang pembeli yang datang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.