JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus kekerasan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Marunda, Jakarta Utara, menjadi "lagu lama kaset kusut" alias terus berulang.
Terbaru, taruna STIP bernama Putu Satria Ananta Rastika (19) tewas usai dianiaya seniornya, Tegar Rafi Sanjaya (21), Jumat (3/5/2024).
Putu dipukul lima kali oleh Tegar di bagian ulu hati lantaran disebut melakukan kesalahan. Pukulan yang dilayangkan Tegar pada akhirnya membuat Putu tersungkur.
Setelah itu, Tegar mencoba menarik lidah Putu dengan maksud untuk melakukan upaya pertolongan terhadap korban.
Namun, upaya tersebut malah berakibat fatal. Putu tewas karena saat lidahnya ditarik Tegar, saluran pernapasannya tertutup dan menghambat aliran oksigen.
Kejadian yang menimpa Putu menambah jejak kekerasan di STIP yang terungkap ke publik.
Berdasarkan catatan Kompas.com, berikut ini adalah daftar kasus kekerasan yang terjadi di STIP:
Pada 12 Mei 2008, taruna tingkat pertama STIP, Agung B Gultom, tewas di tangan 10 taruna senior.
Kematian Agung sempat disebut karena kelelahan mengikuti latihan pedang pora oleh pihak STIP.
Baca juga: Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 10 Tahun
Namun, polisi melihat ada kejanggalan sehingga mendesak keluarga mengizinkan jenazah Agung untuk diotopsi.
Selain itu, ada tiga taruna lain yang mengaku bahwa mereka dan Agung dianiaya oleh taruna senior. Polisi akhirnya mendesak keluarga Agung mengizinkan makam Agung dibongkar dan jenazahnya diotopsi.
Kemudian, pihak keluarga mengizinkan makam Agung di Mabad Jerawat, Tandes, Surabaya, Jawa Timur, dibongkar polisi. Jenazah Agung diotopsi tim dokter Rumah Sakit Dokter Soetomo, Surabaya.
Hasilnya, ada luka memar di dada dan muka. Kepala bagian belakang mengalami pendarahan dan levernya rusak.
Para tersangka adalah Las, Nug, Ant, Ang, Put, Ha, Ma, Kar, Rif, dan Har. Korban antara lain, P, T, D, E, dan V.
Masih pada 2008, tepatnya bulan November, kekerasan di STIP kembali terulang.
Baca juga: Diduga Dipukuli Senior, Mahasiswa STIP Tewas Penuh Memar