Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jukir di Cakung: Pengangguran dan Angka Kriminalitas Bisa Tinggi jika Jukir Liar di Minimarket Dilarang

Kompas.com - 15/05/2024, 17:20 WIB
Baharudin Al Farisi,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru parkir (jukir) minimarket bernama Indra (26) menilai, angka pengangguran akan tinggi, jika Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI menertibkan pekerjaannya yang sudah dia jalani selama empat tahun terakhir ini.

Bukan hanya pengangguran, penertiban jukir liar ini juga akan berdampak dengan meningkatknya angka kriminalitas di Jakarta.

“Pengangguran banyak dong, makin meningkat, angka kriminalitas sudah pasti tinggi (kalau jukir liar di minimarket dilarang). Kan enggak punya duit, bingung di rumah mau ngapain. Mau enggak mau, jalan satu-satunya ya kriminal dilakukan,” ujar Indra saat ditemui Kompas.com di Indomaret Komarudin, Cakung Barat, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (15/5/2024).

Baca juga: Tak Ada Sistem Setoran, Jukir Minimarket di Cakung Bisa Kantongi Rp 100.000 per Hari

“Entah itu bacok orang, atau ambil handphone, atau maling. Kan kita enggak tahu. Karena susah dapat kerja. Pasti bela-belain melakukan itu,” kata Indra melanjutkan.

Indra menekankan, ia menyinggung hal tersebut bukan untuk mengancam Pemprov DKI Jakarta, tetapi meminta sebagai bahan pertimbangan sang pemangku wilayah.

Terlebih, Indra juga tidak akan melakukan tindak pidana jika nantinya ditertibkan oleh petugas Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta.

“Untuk sementara, saya belum ngomong ke istri kalau mau ditertibkan. Tapi, kalau misalnya jadi, ya mau bagaimana lagi. Harus cari pekerjaan yang lain,” ujar Indra.

Indra merupakan kepala rumah tangga dari istri serta dua anaknya yang masih berusia 2 dan 4 tahun.

Indra sendiri mengaku sudah mencoba segala cara untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dari jukir liar di minimarket.

“Kalau cari pekerjaan lain gampang, ya saya bakal cari, tanpa harus keluarkan biaya, saya bakalan cari ke manapun. Tapi, kalau keluar biaya gede, ya mending markir. Sayang soalnya uangnya,” ujar Indra.

Beberapa tahun lalu, jauh sebelum menjadi jukir minimarket, Indra pernah melamar pekerjaan sebagai mekanik motor ke sebuah perusahaan daerah Cikarang, Jawa Barat.

Bukan pekerjaan yang didapat, dia malah menjadi korban penipuan dan uangnya jutaan rupiah ludes seketika.

Baca juga: Cerita Indra, Terpaksa Jadi Jukir Liar di Minimarket karena Kesulitan Mencari Pekerjaan Lain

“Pernah (melamar pekerjaan tapi keluarkan biaya), enggak masuk. Sampai satu tahun lalu dua tahun, enggak ada panggilan. Waktu itu kasih Rp 25 juta (dari hasil pinjaman dari kakaknya),” ungkap Indra.

“(Sebagai) mekanik motor. Sudah kasih uangnya Rp 25 juta. Katanya, tunggu panggilan 6 bulan. Sampai sekarang, 2024, belum ada panggilan. Itu kejadiannya 2017,” tutur Indra.

Saat itu, Indra masih lajang. Demi mendapatkan pekerjaan itu, dia sempat melanjutkan pendidikan melalui Paket C mengingat standar pelamar pekerjaan tersebut minimal berlatar pendidikan SMK.

Indra putus sekolah saat masih kelas 11 dari salah satu SMA swasta di Jakarta Timur karena keterbatasan biaya dan ibunya meninggal dunia.

Satu tahun kepergian ibunya, sang ayah menikah lagi. Sedangkan Indra saat itu hidup sendiri dan menghadapi kerasnya Jakarta.

“Itu juga saya sudah (jadi tukang) parkir di jalanan buat tambahan uang Paket C. Iya, lewat jalanan. Parkir di mana saja gitu. Paket C kan lumayan harganya, Rp 1,8 juta,” ujar Indra.

Oleh karena itu, Indra terpaksa menjalani pekerjaan yang ada di depan mata. Dia berharap agar Pemprov DKI tidak menertibkan jukir liar di minimarket.

Baca juga: Pengakuan Jukir Minimarket Tebet: Saya Setor ke Oknum yang Pegang Wilayah Sini...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Megapolitan
Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Megapolitan
Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com