DEPOK, KOMPAS.com - Dua dari lima siswa SMK Lingga Kencana korban kecelakaan bus yang kini dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Brimob Kota Depok, Jawa Barat, disebut akan menjalani operasi lanjutan.
"Mungkin ada satu atau dua pasien yang memerlukan second look, jadi mungkin ada tahapan operasi berikutnya," kata Dokter Spesialis Ortopedi RS Bhayangkara Brimob, Hanindya Prasojo, di RS Bhayangkara Kota Depok, Jawa Barat, Rabu (15/5/2024).
Hanin mengatakan, dua korban kecelakaan tersebut dikategorikan sebagai pasien kasus berat.
"Jadi kalau ditanya pasien paling berat kasusnya seperti apa, yaitu adalah kasus yang memerlukan operasi kedua atau ketiga," ungkap Hanin.
Hanin mengatakan, keputusan terkait operasi lanjutan ini bergantung pada hasil observasi dokter. Namun, ia menyebut, salah seorang pasien mengalami luka cukup serius.
"Pasien di ruangan ICU yaitu dengan kasus crush injury atau suatu robekan yang secara masif pada lengan atas maupun bawah," tutur Hanin.
Baca juga: KNKT Pastikan PO Bus yang Dipakai SMK Lingga Kencana Depok Tak Berizin
Lebih lanjut, Hanin menuturkan, observasi penting untuk mengetahui kondisi pasien, misalnya, apakah terdapat saraf yang hilang, kulit hilang, atau diperlukan pembersihan luka kembali.
"Jadi observasi adalah untuk melihat apakah infeksinya berubah jadi kulit yang mati dan harus dibersihkan atau tidak," tambah Hanin.
Hanin juga menyebut, tahapan pemulihan setiap pasien dapat berbeda tergantung dari seberapa serius lukanya.
"Kalau yang tadi saya jelaskan tentang kasus paling berat, itu bisa berbulan-bulan untuk benar-benar pulih," katanya.
Meski demikian, Hanin memastikan, kelima pasien korban kecelakaan SMK Lingga Kencana menunjukkan perkembangan positif. Pada Rabu hari ini, RS Bhayangkara Brimob telah memulangkan tujuh pasien.
Diberitakan sebelumnya, kecelakaan bus yang mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok, Sabtu (11/5/2024) pukul 18.45, mengakibatkan 11 korban tewas.
Bus berpelat AD 7524 OG itu diduga mengalami rem blong. Saat memasuki salah satu jalan menurun di daerah Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, bus tiba-tiba oleng ke kanan hingga menyebrang ke jalur berlawanan dan menabrak mobil Feroza bernomor polisi D 1455 VCD.
Setelah menabrak mobil Feroza, bus terguling. Posisi ban kiri berada di atas, lalu bus tergelincir hingga menghantam tiga sepeda motor yang terparkir di bahu jalan.
Lalu, bus terhenti usai menghantam tiang listrik di bahu jalan. Penumpang bus berserakan di jalan.
Baca juga: KNKT Pastikan PO Bus yang Dipakai SMK Lingga Kencana Depok Tak Berizin
Akibat dari kecelakaan ini 11 orang tewas, terdiri dari sembilan siswa, satu guru, dan satu warga lokal. Saat ini, korban tewas diketahui sudah dimakamkan seluruhnya.
Berdasarkan hasil olah TKP sementara, Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Aan Suhanan tidak menemukan jejak rem di lokasi kecelakaan maut pariwisata tersebut.
"Jadi, kalau kami lihat dari TKP yang ada, ini tidak ada jejak rem dari bus tersebut. Yang ada itu bekas ban, satu bagian, diduga itu ban kanan, ada beberapa meter di situ. Kemudian sampai akhir titik kejadian di depan sana menabrak tiang listrik," ujar Aan.
Namun dari temuan hasil olah TKP itu perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan apakah penyebab peristiwa itu akibat rem blong atau ada faktor lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.