Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Kompas.com - 16/05/2024, 09:42 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Persimpangan antara Jalan Raya Cakung-Cilincing dan Jalan Raya Bekasi, Kelurahan Cakung Timur, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, merupakan ladang uang bagi pengatur jalan liar atau "pak ogah" bernama Bambang (bukan nama sebenarnya).

Lebih dari 1.000 kendaraan, baik truk bertonase besar maupun kendaraan pribadi, melintas di daerah yang populer disebut Persimpangan Jalan Baru itu setiap harinya.

Tugas Bambang sederhana. Membantu menyeberangkan setiap kendaraan dari satu ruas jalan ke ruas jalan lainnya. Dari jasanya itulah ia menerima upah dengan nilai beragam, mulai dari Rp 500 hingga Rp 5.000 per kendaraan.

Baca juga: Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

"Penghasilannya lumayan. Di sana kan banyak kendaraan (truk) dari arah Cilincing ke Tanjung Priok. Biasanya mereka ngasih Rp 2.000, kadang Rp 5.000," ungkap Bambang saat berbincang dengan Kompas.com di sela kegiatannya, Rabu (15/5/2024).

"Kalau mobil pribadi ada, tapi jarang. Paling ngasih Rp 500, kadang Rp 1.000, atau kadang malah enggak ngasih," lanjut dia.

Bambang tidak sendirian. Ia menyebutkan, setidaknya ada 16 orang pengatur jalan liar atau yang populer disebut "pak ogah'" di titik tersebut dan bekerja secara bergantian.

Bambang beroperasi antara satu hingga tiga jam di sore hingga malam hari.

Total, ia bisa mendapatkan Rp 200.000 dari sana. Ia menyebut jumlah pendapatan rekan seprofesinya yang beroperasi pada jam-jam sibuk dipastikan lebih besar.

Baca juga: Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Setor ke oknum polisi

Uang tersebut tidak dinikmati sendirian. Bambang menyetor Rp 100.000 ke oknum polisi setempat.

"Kurang enaknya kayak begitu. Di situ (persimpangan Cakung-Cilincing) nyetornya ke polisi langsung. Setor Rp 100.000 per hari," ujar Bambang.

Bukan hanya dirinya yang menyetor uang ke oknum polisi setempat, 15 rekannya juga melakukan hal yang sama setiap hari. Jadi, oknum polisi itu bisa mendapatkan uang sebesar Rp 1,6 juta per harinya.

Oknum polisi itu pula yang disebut menjamin keberadaan Bambang dan rekan-rekannya di persimpangan itu.

Ketika digali mengenai identitas oknum polisi yang dimaksud, Bambang menolak menyebutkan. Ia hanya memberikan petunjuk dengan menyebut, "Polisi di situlah".

Menurut Bambang, oknum polisi itu sering kali bersikap baik kepadanya. Apabila ia meminta tambahan waktu beroperasi karena terdesak kebutuhan anak, selalu disetujui.

"Saya minta tambahan waktu satu jam. Itu ngomong ke polisi. Nanti boleh, dikasih. Bilang saja, ‘Buat tambahan beli susu, Pak’. Tapi setornya tetap Rp 100.000, enggak tambah," ujar Bambang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Megapolitan
Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Megapolitan
Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Megapolitan
Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Megapolitan
Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Megapolitan
Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Megapolitan
Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Megapolitan
Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Megapolitan
Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Megapolitan
Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Megapolitan
Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Megapolitan
Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Megapolitan
Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com