Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Larang "Study Tour", Korbankan Pengalaman Anak

Kompas.com - 17/05/2024, 07:29 WIB
Muhammad Isa Bustomi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta baru-baru ini secara tegas melarang sekolah untuk mengadakan kegiatan study tour maupun acara perpisahan ke luar kota.

Larangan satuan pendidikan ini tak lepas dari adanya peristiwa kecelakaan yang dialami siswa SMK Lingga Kencana, Depok di Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Adapun larangan kegiatan di luar kota itu tertuang dalam surat edaran (SE) nomor e-0017/SE/2024 poin ketiga huruf g. SE itu diterbitkan sejak 30 April 2024, atau sebelum terjadi kecelakaan maut di Subang.

Namun, larangan study tour dan kegiatan semacamnya di luar kota menjadi sorotan. Tujuan aturan itu dipertanyakan, apakah untuk melindungi atau membatasi.

Baca juga: Disdik DKI Jakarta Larang Perpisahan dan Study Tour ke Luar Kota

Membatasi pengalaman anak

Pejabat sementara (Pjs) Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Lita Latifah mengatakan, melarang sekolah untuk menggelar study tour dapat membatasi pengalaman siswa di luar kota.

"Bukannya seketika ada kejadian, baru kemudian membuat aturan bahwa anak anak tidak boleh keluar kota. Itu tidak. Karena anak-anak juga perlu tau (pengetahuan)," kata Lita kepada Kompas.com, Kamis (16/5/2024) malam.

"Ketika misalnya ada kegiatan positif yang dilakukan oleh anak-anak di luar sana yang mungkin banyak mereka dapat informasi dan pengetahuan di luar dari kegiatan di dalam sekolah," sambung Lita.

Dengan begitu, larangan study tour atau perpisahan ke luar kota dianggap kurang tepat. Pemprov DKI Jakarta diminta mengevaluasi mengenai aturan tersebut.

"Sebenernya ini (study tour) sering dilakukan oleh pihak sekolah. Apalagi ketika misalnya dia sudah SMA yang dari sisi pemikiran jauh lebih baik dari anak-anak yang SD atau SMP," kata Lita.

Baca juga: Disdik DKI Janji Tindak Tegas Sekolah yang Nekat Gelar Perpisahan di Luar Kota

Pengecekan keamanan bus yang harus diperbaiki

Tujuan untuk meminimalisir kecelakaan bus pada siswa semestinya bukanlah membuat aturan yang melarang sekolah menggelar study tour di luar kota, tetapi pada pengecekan keamanan armada.

Lita mengatakan, pihak sekolah hanya harus teliti untuk memilih dan memesan transportasi yang akan ditumpangi siswa untuk kegiatan study tour.

"Sebenarnya akar permasalahannya itu bukan melarang anak-anak tidak boleh pergi, tetapi bagaimana mencari atau memilih bus yang akan digunakan anak-anak itu perusahaan bus mana yang baik untuk digunakan anak-anak," kata Lita.

Pemilihan dan pengecekan terhadap bus dengan teliti harus dilakukan karena selama ini kecelakaan yang melibatkan armada itu umumnya disebabkan rem blong.

Baca juga: Disdik DKI: Orangtua Murid Masih Ada yang Keberatan Soal Larangan Perpisahan di Luar Kota

Lita menegaskan, pihak sekolah dalam pemilihan armada siswa yang ingin bepergian study tour jangan mudah tergiur harga murah dengan dalih promo dan lainnya.

"Mungkin kecelakaan yang korbannya bukan saja anak-anak tapi juga orangtua, tetapi yang dilihat itu permasalahan. Sering kali informasinya yang kita tahu itu akibat rem blong terus kemudian mungkin perawatan bus yang tidak baik," kata Lita.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Megapolitan
Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com