JAKARTA, KOMPAS.com - Wakiah (59), warga terdampak normalisasi Kali Ciliwung, Rawajati, Jakarta Selatan, mengatakan, rumahnya kerap terendam banjir saat hujan turun.
“Pas masih tinggal di sini, sebelum terkena normalisasi, memang langganan banjir,” ujar dia saat ditemui di lahan bekas rumahnya, Jumat (17/5/2024).
Wakiah menambahkan, ketinggian banjir yang merendam rumahnya bisa setinggi atap atau sekitar dua meter. Ketinggian air itu disebabkan adanya air kiriman dari Bogor.
Baca juga: Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru
“Kalau hujan di Jakarta doang banjirnya enggak seberapa, tetapi kalau ada orang Bogor kencing, banjirnya luar biasa, kayak lautan,” tutur dia.
Wakiah menyebutkan, banjir yang melanda permukiman di bantaran Kali Ciliwung, khususnya Kelurahan Rawajati, telah terjadi lebih dari dua dekade. Permasalahan banjir tak pernah selesai sejak 1996.
“Mulai banjir dari tahun 1996. Yang terparah itu salah satunya terjadi pada 2007,” ungkap dia.
Adapun Wakiah merupakan salah satu warga yang rumahnya tergusur karena adanya normalisasi Kali Ciliwung.
Ia mendapatkan ganti rugi lebih dari Rp 300 juta dan langsung membeli rumah anyar di Citayam, Depok.
Sebagai informasi, ada tiga RW yang terdampak normalisasi Kali Ciliwung di Kelurahan Rawajati.
Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin mengatakan, semua RW yang terdampak merupakan wilayah rawan banjir.
Baca juga: Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes
“Total ada tiga RW. Ada RW 1, RW 3, dan RW 7. Yang sudah clear RW 7, yang lain masih berproses,” kata dia, Jumat.
Munjirin menerangkan, rumah warga yang sudah tergusur, khususnya yang berada di bantaran Kali, nantinya akan dibangun tanggul.
Tanggul dibangun supaya air tak lagi menggenangi rumah warga saat debit air di Kali Ciliwung naik.
Selain itu, akan dibuat jalan inspeksi atau jalan pengaman sungai di sepanjang aliran Kali Ciliwung.
Baca juga: Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.