Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

Kompas.com - 20/05/2024, 15:17 WIB
Baharudin Al Farisi,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bakal menelusuri lisensi pilot yang menerbangkan pesawat jenis Tecnam P2006T yang jatuh di tepi Lapangan Sunburst, BSD, Tangerang Selatan, Minggu (19/5/2024).

“Kami dalam rangka mengumpulkan semuanya. Jadi, kita belum mempelajari dokumen-dokumen yang kemarin kita dapatkan dari pesawat itu. Nanti kita pelajari segala macam, kondisinya seperti apa, lisensinya seperti apa,” kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di Gambir, Jakarta Pusat, Senin (20/5/2024).

Berdasarkan temuan KNKT, pesawat tersebut milik seseorang yang tergabung dalam komunitas Indonesia Flying Club.

“Ya artinya diperbolehkan sepanjang memiliki lisensi yang disyaratkan untuk menerbangkan pesawat itu (meski hanya sekadar hobi),” ujar Soerjanto.

Soerjanto mengungkapkan bahwa penerbangan pesawat ini dalam rangka survei landasan baru di Bandara Tanjung Lesung, Banten. 

Baca juga: KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

Pasalnya, dalam beberapa waktu ke depan, Indonesia Flying Club sedianya akan mengadakan sebuah acara di kawasan bandara tersebut. 

“Mereka mengadakan survei yang di mana, yang kami dengar, Indonesia Flying Club ini akan punya acara apa, saya enggak tahu, ulang tahun atau apa, ada acara kumpul-kumpul di Tanjung Lesung,” ujar Soerjanto.

“Nah, mereka pada saat itu mencoba airastrip (landasan terbang) yang ada di Tanjung Lesung itu. Airstrip-nya katanya baru dan pesawat ini uji coba untuk ke sana, untuk landing (mendarat) dan take off (lepas landas) kembali. Terus kemudian kembali ke Pondok Cabe,” ungkap Soerjanto.

Diberitakan sebelumnya, sebuah pesawat jenis Tecnam P2006T, jatuh di tepi lapangan Sunburst, Jalan BSD Grand Boulevard, Serpong, Tangerang Selatan, Minggu (19/5/2024) siang.

Sebanyak tiga awak pesawat dinyatakan meninggal dunia. Ketiganya, yakni, Pulu Darmawan (pilot), Suanda (co-pilot), dan Farid Ahmad (teknisi).

Pesawat berkelir putih dengan kode badan PK-IFP itu awalnya tengah menempuh rute Tanjung Lesung-Pondok Cabe. Namun, sekitar pukul 13.43 WIB, pesawat itu hilang kontak.

Sementara itu, saksi mata bernama Vijay (27) mengatakan, sekitar pukul 13.45 WIB, ia melihat pesawat sempat berputar-putar di udara sebelum akhirnya jatuh.

"Saya pertama lihat pesawat itu sudah ada di atas Hotel Pop. Dia berputar-putar sembari mengeluarkan asap juga," ujar Vijay kepada Kompas.com, Minggu siang.

"Setelah makin dekat dengan tanah, dia kayak banting setirlah kalau istilahnya mobil. Nah akhirnya, di sanalah jatuhnya, di Lapangan Sunburst," lanjut dia yang merupakan juru parkir restoran siap saji.

Sebanyak dua orang korban meninggal dunia terjebak di dalam pesawat. Sementara, seorang lain meninggal usai terlempar keluar.

Proses evakuasi berlangsung dari pukul 14.45 WIB hingga pukul 16.40 WIB. Ketiga korban tewas dibawa ke RS Polri Kramatjati untuk diidentifikasi lebih lanjut.

Baca juga: Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Diambil dari RS Polri, Kini Dibawa Keluarga Menuju Rumah Duka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Wacana Duet Anies-Sandiaga pada Pilkada Jakarta 2024, Gerindra: Enggak Mungkinlah!

Soal Wacana Duet Anies-Sandiaga pada Pilkada Jakarta 2024, Gerindra: Enggak Mungkinlah!

Megapolitan
Viral Video Plt Kadis Damkar Bogor Protes Kondisi Tenda di Mina, Pj Wali Kota: Ada Miskomunikasi

Viral Video Plt Kadis Damkar Bogor Protes Kondisi Tenda di Mina, Pj Wali Kota: Ada Miskomunikasi

Megapolitan
Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Mereda Usai Polisi Janji Tangkap Terduga Pelaku Pembacokan

Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Mereda Usai Polisi Janji Tangkap Terduga Pelaku Pembacokan

Megapolitan
Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Megapolitan
Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Megapolitan
Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com